Merdeka bukan hanya milik bangsa,
tapi juga milik jiwa.
Bukan sekadar bebas dari penjajahan,
tapi bebas dari belenggu batin.
Menjadi manusia yang hadir dengan makna,
berguna untuk sesama,
dan terus bertumbuh menjadi lebih baik,
hari ini, esok, dan seterusnya.
Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita.
Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?”
Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain.
Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, berguna bagi sekitar, dan mungkin—walau kecil—berkontribusi untuk bangsa ini. Merdeka berarti terus berusaha menjadi lebih baik, bukan hanya hari ini, tapi juga esok dan seterusnya.
Kemerdekaan bukan tujuan akhir, melainkan perjalanan panjang. Dan aku ingin menapakinya dengan penuh kesadaran—agar suatu hari nanti aku bisa benar-benar berkata pada diriku sendiri: “Aku merdeka.”
Well saya Bagus Sandali ingin mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 80. Kemerdekaan adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Indonesia masih harus berbenah dan bekerja keras untuk menjadi lebih baik lagi buat kedepannya. Untuk Indonesia yang sejahtera bagi semua rakyat Indonesia.
Komentar