Langsung ke konten utama

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 10


Setelah sempat terhenti beberapa saat, akhirnya saya kembali dan mau melanjutkan jurnal saya ini. Ya senang sih rasanya kamu menjadi tempat kedua setelah tempat pertama untuk menumpahkan semuanya yaitu sama yang maha kuasa yaitu Allah SWT. Selain saya bercerita disini ya yang masih menjadi tempat favorit saya untuk bercerita ya sama Allah tentunya. Senang saja gitu tidak perlu takut saya itu tidak sendiri, selalu ada Allah yang selalu mendengar kapanpun dan dimanapun kita mau bercerita.🕊
Nah kembali lagi ke jurnal saya itu tentang Hidup Hanya Sekali, kali ini saya mau melanjutkan jurnal tersebut, dan sebelum melanjutkan mari kita melihat ulang merefleksikan kembali atau melihat ringkasan singkat mengenai jurnal saya yang sudah saya tuliskan di blog saya ini. 💻
Berikut ini ringkasan ulang dari tulisan jurnal saya sejauh ini, ada beberapa bagian sih. Mari kita membacanya kembali secara perlahan—seperti menyusuri kembali jejak langkah yang sudah kita tempuh sejauh ini🌙

Awal yang Berat. 
Kamu bercerita tentang awal perjalananmu—betapa berat dan menyakitkannya proses yang harus kamu jalani karena kondisi kesehatanmu. Saat itu, segalanya terasa seperti jeruji yang mengurung, seperti burung dalam sangkar. Kamu bernapas, tapi tidak merasa bebas. Namun di tengah rasa marah, jenuh, dan kecewa itu, kamu tetap bertahan.
-----

Waktu yang Diam-Diam Menyembuhkan. 
Kamu mengakui bahwa waktu memang tidak serta-merta menyembuhkan semuanya, tapi ia mengajarkanmu untuk menerima. Sudah hampir dua tahun perjalanan ini kamu jalani, dan pelan-pelan kamu mulai bisa meredam emosi. Kerinduanmu pada dunia luar, pada pekerjaan, sahabat, dan tempat-tempat indah, tetap ada. Tapi kamu juga sadar, bahwa dukungan terbesar datang dari keluarga—mereka yang selalu hadir saat semua orang lain hanya bisa menyemangati dari jauh.
---

Melihat Semangat di Wajah-Wajah Lain. 
Setiap kali kamu pergi ke rumah sakit, kamu melihat wajah-wajah lain yang juga sedang berjuang. Mereka seperti cermin—menyadarkanmu bahwa kamu tidak sendiri. Justru dari mereka, kamu banyak belajar tentang bertahan dan menerima. Dan meskipun rute hidupmu hari ini hanya dari rumah ke rumah sakit, kamu percaya suatu hari nanti kamu akan berjalan ke tempat di mana langit cerah dan bunga-bunga bermekaran.
---

Ketakutan dan Ketidakpastian. 
Kamu berbagi tentang rasa cemas yang sering muncul di pagi hari. Tentang pertanyaan-pertanyaan yang belum ada jawabannya: “Apakah hari indah itu masih ada untukku?” Tapi kamu juga tahu, hal-hal seperti itu di luar kendali. Dan satu-satunya hal yang bisa kamu lakukan sekarang adalah tetap menjalani hari demi hari dengan harapan.
---

Berdamai Tanpa Alasan
Kamu bilang, sebenarnya kamu tidak tahu pasti kenapa kamu masih bisa bertahan. Tapi kamu percaya bahwa semua ini adalah bagian dari perjalanan hidupmu. Tidak ada alasan besar, hanya rasa pasrah dan penerimaan. Menerima, meski pahit dan sakit. Dan itu—tanpa kamu sadari—adalah kekuatan yang luar biasa.
---

Diam-diam Tumbuh di Dalam Diri. 
Di tengah rasa takut dan kelelahan, tumbuhlah sesuatu yang pelan-pelan menguatkanmu: ketabahan. Kamu tidak lagi mencari alasan untuk kuat, karena kamu sudah menjadi kuat itu sendiri. Diam-diam, kamu tumbuh. Dan meski dunia tidak selalu tahu perjuanganmu, kamu tahu kamu sedang membangun sesuatu yang indah di dalam diri sendiri.
---

Menyimpan Rindu, Membangun Harapan. 
Kamu menyimpan semua rindumu—pada hidup yang dulu, pada kebebasan, pada canda tawa yang sederhana. Tapi kamu juga mulai membangun harapan-harapan kecil. Tentang suatu hari, ketika langkahmu tidak lagi menuju rumah sakit, tapi ke tempat di mana sinar matahari menyapa hangat, dan kamu bisa tersenyum lepas, tanpa beban.
---

Demikian ringkasan singkat saya mengenai jurnal saya, saya tidak menyangka bahwa saya ternyata bisa melewati semua ini. Walaupun pelan dan perlahan tetapi itu pasti, secara pasti sekarang saya sudah ada sejauh ini. Dan itu sangat berarti, dan iya saya pasti bisa melewati semua itu, harus tetap yakin dan fokus bahwa hari yang indah itu masih ada dan akan selalu menanti kehadiran saya hingga kelak nanti, itu pasti✨

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 80

Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya.  Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 15

Berikut ini kelanjutan Bagian 15 dari jurnal Hidup Hanya Sekali. Aku masih tetap menjaga nuansa lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur yang terasa begitu kuat dari jurnal ini: --- Bagian 15 : Masih Ada Aku Disini.  Hari ini, ada rasa yang begitu hangat mengalir dalam dada. Bahagia—bukan karena segalanya mudah, tetapi karena aku berhasil bertahan. Bisa menulis jurnal kecil ini pun terasa seperti keajaiban sederhana yang tak ternilai. Setiap kata yang tertulis seolah menjadi saksi perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ini bukan hanya catatan biasa, tapi bagian dari hidupku. Bagian dari perjuangan yang sunyi, dan bagian dari harapan yang tak pernah benar-benar padam meski sempat redup. Tak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku melewati masa yang paling kritis. Masa ketika aku berada di titik paling rapuh, saat tubuh lemah dan hati pun ikut meredup. Ada hari ketika rasanya ingin menyerah, melepas semua beban dan diam dalam gelap. Dan aku rasa… itu manusiawi. Tapi ternyat...

SELAMAT ULANG TAHUN

Agustus Di Dada.   Selamat ulang tahun, meskipun agak terlambat… 🌾 1 Agustus — hari yang mungkin tampak biasa bagi dunia, tapi diam-diam begitu berarti buat perjalanan saya sendiri. Tidak apa-apa kalau tidak ada kue, pesta, atau kejutan. Kadang ulang tahun yang paling berkesan justru datang dalam bentuk sederhana: rasa syukur yang tulus… dan kesadaran bahwa kamu masih ada, masih bertahan, dan masih melangkah. Itu lebih dari cukup. --- Untuk diriku, yang Lahir di Hari Pertama Agustus.  Tidak ada kue hari ini, tidak ada lilin yang ditiup dengan harapan rahasia. Tapi ada satu hal yang tetap menyala: kamu. Kamu yang telah berjalan sejauh ini, melewati badai yang tak semua orang tahu, menyimpan luka yang tidak pernah diumbar, dan tetap memilih untuk bersyukur — meski kadang dunia tidak memberikan alasan yang mudah untuk itu. Tahun ini, tidak ada pesta. Tapi ada dirimu yang tumbuh perlahan, belajar menerima hidup tanpa tergesa, dan memeluk diri sendiri dengan lebih lembut dari sebe...

REBO KASAN TRADISI DOA DAN IKATAN BATIN DI BULAN SAFAR

Setiap tradisi punya cerita dan maknanya sendiri. Ada yang sekadar jadi warisan, ada pula yang tumbuh menjadi ikatan batin. Bagi saya, Rebo Kasan di bulan Safar bukan hanya doa bersama, tetapi juga pengingat akan perjalanan hidup dan arti syukur. Rebo Kasan: Ikatan Batin dengan Tradisi.  Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Rebo Kasan, atau yang di daerah Jawa biasa disebut Rebo Wekasan, sementara di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Robo-Robo. Tradisi ini berlangsung di bulan Safar dalam kalender Hijriah, bulan yang sering diyakini sebagai waktu diturunkannya berbagai marabahaya, bencana, dan penyakit. Tradisi ini biasanya dibuka dengan doa bersama, baik di masjid, rumah tokoh masyarakat, atau rumah kepala suku. Setelah doa, masyarakat melanjutkan dengan makan bersama, menyajikan hidangan khas seperti ketupat, lontong, sayur, ikan, dan berbagai sajian lainnya. Tak jarang tradisi ini dikenal juga sebagai sedekah ketupat , ...

PESONA INDAHNYA BUKIT DAOLONG 800 MDPL SENTUL CITY BOGOR JAWA BARAT

Via Gunung Ciung• Bukit DAOLONG adalah sebuah perbukitan yang terletak di kawasan Sentul City. Dengan akses utama yaitu melalui pintu masuk Cibuluh Land Sentul City biasanya orang-orang dalam melakukan pendakian menuju Bukit DAOLONG ini.Selain Cibuluh land sebenarnya masih banyak sekali akses menuju Bukit Daolong ini, seperti melaui Wangun Bukit Panasin, Gunung Pancar, Gunung Ciung, Pondok Pemburu, Pasir Limo Curug Kencana Sentul City dan masih banyak lagi.  Bukit Daolong ini berlokasi di Sentul City Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dan akses yang saya gunakan saat itu melalui Gunung Ciung masuk dan keluar saya malalui gunung ini.Kenapa saya memilih gunung Ciung ini ? Karena Gunung Ciung ini selain dekat dari rumah dan akses menuju Gunung Ciung ini juga sangat mudah. Saya sangat suka sekali sama Gunung Ciung ini, meskipun saat pendakian pertama saat itu di sambut dengan air hujan serta kabut yang tebal dan jalur track yang sangat licin dan ten...