Langsung ke konten utama

HIDUP HANYA SEKALI Bagian 5 dan 6



Bagian 5: Jalan yang Masih Aku Tempuh
Aku tahu, aku bukan satu-satunya.
Di luar sana, begitu banyak jiwa yang juga sedang berjalan dengan luka,
menyembunyikan lelah di balik senyum,
menahan sakit di balik pelukan,
dan tetap melangkah meski tak ada yang benar-benar tahu berat beban yang mereka pikul.
Dan setiap kali aku melihat mereka —
di lorong rumah sakit, di ruang tunggu, atau hanya sekilas saat mata kami bertemu —
aku merasa:
"Kita sama-sama bertarung."
Dan entah bagaimana, itu memberiku kekuatan.
Semangat mereka seperti nyala api kecil yang ikut menghidupkanku.
Saat ini, mungkin rute hidupku hanya terbatas:
dari rumah ke rumah sakit,
dari perawatan ke pemeriksaan,
dari harapan ke doa yang berulang.
Tapi aku percaya…
Rute ini tidak akan selamanya begini.
> Akan ada saatnya langkah kakiku membawa aku ke tempat yang baru,
di mana bunga-bunga bermekaran tanpa batas,
di mana langit biru terbentang tanpa atap,
di mana angin berhembus lembut membawa pesan: “Kamu berhasil melewatinya.”

Aku ingin berada di sana.
Dan untuk sampai ke sana, aku akan terus melangkah — meski perlahan, meski gemetar.
Karena aku tahu, tempat itu menanti.
Dan aku juga tahu… aku pantas untuk sampai ke sana.

Bagian 6 : Pertanyaan yang Tak Pernah Diam
Belakangan ini, aku sering merasa gelisah.
Ada sesuatu di dalam dadaku yang tidak bisa tenang.
Mungkin karena aku tahu — dunia ini berjalan dengan ketidakpastian.
Aku tahu, ada hal-hal yang akan datang… entah kapan, entah seperti apa.
Dan aku tak bisa mengontrol semuanya.
 Mungkin itu yang paling menakutkan:
Bukan rasa sakit, tapi ketidaktahuan kapan dan bagaimana akhir dari semua ini.
Setiap aku membuka mata di pagi hari, pertanyaan itu datang lebih dulu dari sinar matahari:
"Masih adakah hari yang indah untukku?"
"Atau semua ini hanyalah harapan kosong yang pelan-pelan akan memudar?"
Aku tak tahu jawabannya.
Dan mungkin, aku memang tak akan pernah benar-benar tahu.
Tapi yang aku tahu adalah:
Hari ini… aku tetap membuka mata.
Hari ini… aku masih bertahan.
Hari ini… aku memilih untuk tidak menyerah, meski tidak ada kepastian.
Dan itu, mungkin adalah bentuk keberanian paling sunyi — tapi juga paling tulus.

Aku tidak tahu apa yang menunggu di depan,
tapi aku akan terus berjalan.
Karena mungkin, di balik semua ini, masih ada langit yang belum sempat kulihat,
dan hari yang lebih lembut yang sedang menantiku diam-diam.


Well saya Bagus Sandali, teruslah saling menjaga dan ceritakan tentang apa yang kita lakukan dan rasakan di dunia ini. Sampai ketemu di cerita selanjutnya, salam. 


Follow me on. 
Facebook : Bagus Sandali
Instagram : @hi.sand__
X : @sandali__



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 80

Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya.  Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 15

Berikut ini kelanjutan Bagian 15 dari jurnal Hidup Hanya Sekali. Aku masih tetap menjaga nuansa lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur yang terasa begitu kuat dari jurnal ini: --- Bagian 15 : Masih Ada Aku Disini.  Hari ini, ada rasa yang begitu hangat mengalir dalam dada. Bahagia—bukan karena segalanya mudah, tetapi karena aku berhasil bertahan. Bisa menulis jurnal kecil ini pun terasa seperti keajaiban sederhana yang tak ternilai. Setiap kata yang tertulis seolah menjadi saksi perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ini bukan hanya catatan biasa, tapi bagian dari hidupku. Bagian dari perjuangan yang sunyi, dan bagian dari harapan yang tak pernah benar-benar padam meski sempat redup. Tak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku melewati masa yang paling kritis. Masa ketika aku berada di titik paling rapuh, saat tubuh lemah dan hati pun ikut meredup. Ada hari ketika rasanya ingin menyerah, melepas semua beban dan diam dalam gelap. Dan aku rasa… itu manusiawi. Tapi ternyat...

SELAMAT ULANG TAHUN

Agustus Di Dada.   Selamat ulang tahun, meskipun agak terlambat… 🌾 1 Agustus — hari yang mungkin tampak biasa bagi dunia, tapi diam-diam begitu berarti buat perjalanan saya sendiri. Tidak apa-apa kalau tidak ada kue, pesta, atau kejutan. Kadang ulang tahun yang paling berkesan justru datang dalam bentuk sederhana: rasa syukur yang tulus… dan kesadaran bahwa kamu masih ada, masih bertahan, dan masih melangkah. Itu lebih dari cukup. --- Untuk diriku, yang Lahir di Hari Pertama Agustus.  Tidak ada kue hari ini, tidak ada lilin yang ditiup dengan harapan rahasia. Tapi ada satu hal yang tetap menyala: kamu. Kamu yang telah berjalan sejauh ini, melewati badai yang tak semua orang tahu, menyimpan luka yang tidak pernah diumbar, dan tetap memilih untuk bersyukur — meski kadang dunia tidak memberikan alasan yang mudah untuk itu. Tahun ini, tidak ada pesta. Tapi ada dirimu yang tumbuh perlahan, belajar menerima hidup tanpa tergesa, dan memeluk diri sendiri dengan lebih lembut dari sebe...

REBO KASAN TRADISI DOA DAN IKATAN BATIN DI BULAN SAFAR

Setiap tradisi punya cerita dan maknanya sendiri. Ada yang sekadar jadi warisan, ada pula yang tumbuh menjadi ikatan batin. Bagi saya, Rebo Kasan di bulan Safar bukan hanya doa bersama, tetapi juga pengingat akan perjalanan hidup dan arti syukur. Rebo Kasan: Ikatan Batin dengan Tradisi.  Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Rebo Kasan, atau yang di daerah Jawa biasa disebut Rebo Wekasan, sementara di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Robo-Robo. Tradisi ini berlangsung di bulan Safar dalam kalender Hijriah, bulan yang sering diyakini sebagai waktu diturunkannya berbagai marabahaya, bencana, dan penyakit. Tradisi ini biasanya dibuka dengan doa bersama, baik di masjid, rumah tokoh masyarakat, atau rumah kepala suku. Setelah doa, masyarakat melanjutkan dengan makan bersama, menyajikan hidangan khas seperti ketupat, lontong, sayur, ikan, dan berbagai sajian lainnya. Tak jarang tradisi ini dikenal juga sebagai sedekah ketupat , ...

PESONA INDAHNYA BUKIT DAOLONG 800 MDPL SENTUL CITY BOGOR JAWA BARAT

Via Gunung Ciung• Bukit DAOLONG adalah sebuah perbukitan yang terletak di kawasan Sentul City. Dengan akses utama yaitu melalui pintu masuk Cibuluh Land Sentul City biasanya orang-orang dalam melakukan pendakian menuju Bukit DAOLONG ini.Selain Cibuluh land sebenarnya masih banyak sekali akses menuju Bukit Daolong ini, seperti melaui Wangun Bukit Panasin, Gunung Pancar, Gunung Ciung, Pondok Pemburu, Pasir Limo Curug Kencana Sentul City dan masih banyak lagi.  Bukit Daolong ini berlokasi di Sentul City Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dan akses yang saya gunakan saat itu melalui Gunung Ciung masuk dan keluar saya malalui gunung ini.Kenapa saya memilih gunung Ciung ini ? Karena Gunung Ciung ini selain dekat dari rumah dan akses menuju Gunung Ciung ini juga sangat mudah. Saya sangat suka sekali sama Gunung Ciung ini, meskipun saat pendakian pertama saat itu di sambut dengan air hujan serta kabut yang tebal dan jalur track yang sangat licin dan ten...