Aku tahu, aku bukan satu-satunya.
Di luar sana, begitu banyak jiwa yang juga sedang berjalan dengan luka,
menyembunyikan lelah di balik senyum,
menahan sakit di balik pelukan,
dan tetap melangkah meski tak ada yang benar-benar tahu berat beban yang mereka pikul.
Dan setiap kali aku melihat mereka —
di lorong rumah sakit, di ruang tunggu, atau hanya sekilas saat mata kami bertemu —
aku merasa:
"Kita sama-sama bertarung."
Dan entah bagaimana, itu memberiku kekuatan.
Semangat mereka seperti nyala api kecil yang ikut menghidupkanku.
Saat ini, mungkin rute hidupku hanya terbatas:
dari rumah ke rumah sakit,
dari perawatan ke pemeriksaan,
dari harapan ke doa yang berulang.
Tapi aku percaya…
Rute ini tidak akan selamanya begini.
> Akan ada saatnya langkah kakiku membawa aku ke tempat yang baru,
di mana bunga-bunga bermekaran tanpa batas,
di mana langit biru terbentang tanpa atap,
di mana angin berhembus lembut membawa pesan: “Kamu berhasil melewatinya.”
Aku ingin berada di sana.
Dan untuk sampai ke sana, aku akan terus melangkah — meski perlahan, meski gemetar.
Karena aku tahu, tempat itu menanti.
Dan aku juga tahu… aku pantas untuk sampai ke sana.
Bagian 6 : Pertanyaan yang Tak Pernah Diam
Belakangan ini, aku sering merasa gelisah.
Ada sesuatu di dalam dadaku yang tidak bisa tenang.
Mungkin karena aku tahu — dunia ini berjalan dengan ketidakpastian.
Aku tahu, ada hal-hal yang akan datang… entah kapan, entah seperti apa.
Dan aku tak bisa mengontrol semuanya.
Mungkin itu yang paling menakutkan:
Bukan rasa sakit, tapi ketidaktahuan kapan dan bagaimana akhir dari semua ini.
Setiap aku membuka mata di pagi hari, pertanyaan itu datang lebih dulu dari sinar matahari:
"Masih adakah hari yang indah untukku?"
"Atau semua ini hanyalah harapan kosong yang pelan-pelan akan memudar?"
Aku tak tahu jawabannya.
Dan mungkin, aku memang tak akan pernah benar-benar tahu.
Tapi yang aku tahu adalah:
Hari ini… aku tetap membuka mata.
Hari ini… aku masih bertahan.
Hari ini… aku memilih untuk tidak menyerah, meski tidak ada kepastian.
Dan itu, mungkin adalah bentuk keberanian paling sunyi — tapi juga paling tulus.
Aku tidak tahu apa yang menunggu di depan,
tapi aku akan terus berjalan.
Karena mungkin, di balik semua ini, masih ada langit yang belum sempat kulihat,
dan hari yang lebih lembut yang sedang menantiku diam-diam.
Well saya Bagus Sandali, teruslah saling menjaga dan ceritakan tentang apa yang kita lakukan dan rasakan di dunia ini. Sampai ketemu di cerita selanjutnya, salam.
Follow me on.
Facebook : Bagus Sandali
Instagram : @hi.sand__
X : @sandali__
Komentar