Langsung ke konten utama

Solo Pendakian Di Gunung Kencana 1803 MDPL


Melihat Wajah Baru Sambalado~
Tepat pada tanggal 28 April 2022 saya kembali melakukan Pendakian dan untuk pertama kalinya saya melakukan Pendakian di tahun 2022 dan sendiri iya solo Hiking biasa orang menyebutnya.
Ini adalah salah satu planing atau whislist saya juga semenjak masih di Pontianak dan alhamdulillah terlaksana tepat sebelum puasa atau menjelang puasa ya anggap saja ini cucurak versi saya pribadi.
Tidak banyak juga yang harus saya persiapkan iya hanya membawa alat-alat yang memang mau di pakai dalam waktu satu hari, gak sih dari pagi sampai sore intinya.Seperti peralatan yang saya bawa saat itu dari mulai alat masak serta alat makan, hammock, baju ganti, jas hujan, serta logistik dan beberapa cemilan kecil tentunya karena dalam dunia pendakian perut tidak boleh kosong teman meskipun hanya mendaki ke gunung dengan ketinggian 1803 MDPL tidak bisa di pungkiri dan di anggap remeh teman.Selain dari pada guna menunjang stamina kita saat Pendakian jadi sangatlah penting untuk membawa logistik makanan-makanan yang memang bisa menambah tenaga dan energi biar lebih semangat lagi mendakinya.
Untuk pendakian kali ini saya hanya tektok yaitu saya berangkat pagi, sore hari saya turun iya saya tidak bermalam atau champ di Gunung karena memang hanya ingin tektok saja sembari tadabur alam ceritanya.
Momentum Pendakian ini bisa di bilang sebagai introspeksi diri juga sih atas apa yang sudah terjadi dan kalau diceritakan lumayan menyayat hati berujung sedih.Tetapi karena saya lagi di alam sedih-sedihnya lupakan sejenak segala sesuatu yang bisa membuat saya down saat itu karena tidak ada gunanya membawa kesedihan ketempat indah itu hanya akan merusak suasana saja teman.

Kembali kependakian saya on the way dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB dengan menggunakan Bus Marita rute Rambutan-Cianjur dengan ongkos Rp.30.000 dan saya nunggu Bus tidak jauh dari Cimory Riverside Puncak hmmm lumayan agak mahal sih ya kata kendeknya itu adalah ongkos pasar Cipanas meskipun hanya turun di Telaga Warna tetap saja segitu, jadi yasudahlah tidak masalah bagi saya.Seletah itu saya turun di Pos Telaga Warna yang sering ke Puncak pasti taulah kebangetan kalau gak tau ya.

Di pos Telaga Warna saya mengisi buku tamu etdah udah kaya keundangan ya wak, gak sih lebih kaya mengisi Data diri sesuai KTP karena mengingat saya akan melakukan Pendakian dan memasuki kawasan perkebunan teh jadi ya harus lapor pada petugas setempat.Setelah itu saya langsung gas dengan tidak lupa saya memanjatkan doa terlebih dahulu demi kelancaran Pendakian saat itu biar selamat tidak ada kendala dalam pendakian terlebih saya hanya seorang diri saat itu.

Untuk sampai di pos gunung Kencana itu harus menempuh jarak 9 km dari depan dengan estimasi waktu 3 jam sih kurang lebih tergantung kitanya ya, setiap orang mungkin estimasi waktunya akan berbeda-beda, informasi tersebut saya dapat dari bapak penjaga tiket gunung Kencana kalau di total jaraknya sekitar 9 km memang agak jauh ya memutar sekali menyusuri hamparan kebun teh yang luas nan hijau sungguh sedap dipandang mata.Saya sedikit berbincang kembali dengan si bapak tiket, katanya ada jalur yang lebih dekat dari pada harus memutar ke Telaga warna, yaitu lewat ke arah warung kaleng Ciburial Tugu dari persimpangan SDN Cikoneng menurut si bapak kalau lewat jalur situ lumayan agak dekat karena dia tidak memutar.Tapi sayangnya sekarang sudah tidak boleh lewat jalur tersebut dikarenakan ada kebijakan dari pihak perkebunan teh dan dibuat portal juga sama seperti di pos Telaga Warna.Tetapi tidak berlaku untuk warga lokal, bagi mereka tidak masalah karena mereka asli warga sini.Sangat telat sekali saya mengetahui hal tersebut tapi tidak apa sebagai info saja sih bagi saya bahwa memang ternyata gak hanya satu jalur saja untuk menuju kesini, ternyata ada jalur lain mengingat karena memang ada perkampungan juga disini mustahil rasanya kalau mereka harus memutar terus ke pos Telaga warna yang sangat jauh itu.

Kembali ke pendakian teman-teman jadi saya sampai di loket atau pos Gunung Kencana ini sekitar pukul 11.00 WIB dengan kondisi saat itu sudah benar-benar berubah sih ya sangatlah berbeda pas saya pertama kali ke Gunung Kencana di tahun 2018.Yang membuat berbeda adalah tanjakan sambaladonya sih sekarang dia miliki dua jalur atas bawah, atas untuk naik sedangkan yang di bawah ya untuk turun.Demi memudahkan para pendaki juga kali ya biar tidak saling berdesakan atau bertabrakan.Wajib di coba teman pasti sensasinya sangat berbeda yakin pasti lutut gemeteran dan jangan sampai salah memijakan kaki bisa-bisa kaki teman-teman masuk ke sela-sela tangganya jangan sampai terjadi ya harus tetap pokus juga disini.

Pukul 12.15 WIB atau tepatnya ba'da dzuhur akhirnya saya sampai di puncak Kencana dengan kondisi saat itu hanya ada beberapa pendaki mendirikan tenda atau mungkin mereka memang sudah bermalam disini tidak banyak sih ada sekitar 5-6 tenda  yang saya lihat pada saat itu.Dan yang masih ada hingga saat ini adalah kedua anjing putih dan kuning sumpah mereka masih setia di puncak Kencana hingga sekarang.Sesekali kedua anjing itu selalu menghampiri saya seperti mau minta makanan,tetapi kita jaga jarak ya njing saya kurang begitu suka sama anjing okay.

Mendirikan hammock dan memasak air untuk kopi serta makan mie instan sembari di temani kedua anjing tersebut yang selalu melihat aktivitas saya saat itu seperti di awasi oleh bodyguard ya guys.Di sela-sela menikmati dinginnya Puncak Kencana dengan kabut yang begitu tebal ya saat itu sudah pasti dingin, saya menghampiri beberapa pendaki lalu berbincang satu sama lain saling cerita kenalan biasalah ya kalau di gunung saling tukar-tukar makanan lalu masak-masak kebetulan mereka meminjam kompor saya karena kurang untuk memasak.Mereka berenam sudah jelas bukan anak Bogor mereka berasal dari Tangerang, Jakarta dan sekitarnya.

Seperti itulah realita di gunung jadi jangan takut untuk melakukan perjalanan sendiri terlebih di alam kita tidak tahu apa yang akan terjadi karena hukum alam itu memang ada semuanya bisa terjadi begitu saja.Siapa tau di alam kita di pertemukan sama teman baru, sahabat alam atau mungkin teman hidup etdah ngehalu mulai hahahah maklum pendaki jomblo maafkan daku.Yang jelas intinya kamu tidak sendiri selalu yakin bahwa semuanya ya akan baik-baik saja walaupun sendiri ya jangan berkecil hati karena memang ini pilihan saya sendiri untuk melakukan pendakian sendiri, lebih menenangkan diri sih di alam tentunya lebih dekat lagi sama yang menciptakan semua ini siapa lagi tentunya kalau bukan Tuhan Semesta alam sang pemegang kehidupan.

Sekian pendakian singkat saya di Gunung Kencana yang begitu ya menyenangkan sih walaupun sampai atas hanya di kasih kabut tapi tidak apa-apa yang penting rasanya, maknanya masalah view  mah di pendakian sebelumnya juga sudah dapat yang penting bisa plong, lega, lepas, dan jangan lupa bahagia sih itu penting banget teman. 

Oke sampai jumpa ya teman di ceritakan dan perjalanan saya selanjutnya Terimakasih Gunung Kencana semoga kelak kita bisa bertemu kembali dengan cerita yang berbeda tentunya tetap bersama Hayuk Ulin.

Lokasi:Gunung Kencana 1083 MDPL Cisarua Bogor Jawa Barat.
HTM:Rp.20.000 (Pos Telaga Warna)
         Rp.20.000 (Pos Gunung Kencana)

Follow Me.
Instagram:@hi.sagu_
Twitter:@hi_sagu
Facebook:Sagu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 80

Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya.  Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...

REBO KASAN TRADISI DOA DAN IKATAN BATIN DI BULAN SAFAR

Setiap tradisi punya cerita dan maknanya sendiri. Ada yang sekadar jadi warisan, ada pula yang tumbuh menjadi ikatan batin. Bagi saya, Rebo Kasan di bulan Safar bukan hanya doa bersama, tetapi juga pengingat akan perjalanan hidup dan arti syukur. Rebo Kasan: Ikatan Batin dengan Tradisi.  Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Rebo Kasan, atau yang di daerah Jawa biasa disebut Rebo Wekasan, sementara di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Robo-Robo. Tradisi ini berlangsung di bulan Safar dalam kalender Hijriah, bulan yang sering diyakini sebagai waktu diturunkannya berbagai marabahaya, bencana, dan penyakit. Tradisi ini biasanya dibuka dengan doa bersama, baik di masjid, rumah tokoh masyarakat, atau rumah kepala suku. Setelah doa, masyarakat melanjutkan dengan makan bersama, menyajikan hidangan khas seperti ketupat, lontong, sayur, ikan, dan berbagai sajian lainnya. Tak jarang tradisi ini dikenal juga sebagai sedekah ketupat , ...

SELAMAT ULANG TAHUN

Agustus Di Dada.   Selamat ulang tahun, meskipun agak terlambat… 🌾 1 Agustus — hari yang mungkin tampak biasa bagi dunia, tapi diam-diam begitu berarti buat perjalanan saya sendiri. Tidak apa-apa kalau tidak ada kue, pesta, atau kejutan. Kadang ulang tahun yang paling berkesan justru datang dalam bentuk sederhana: rasa syukur yang tulus… dan kesadaran bahwa kamu masih ada, masih bertahan, dan masih melangkah. Itu lebih dari cukup. --- Untuk diriku, yang Lahir di Hari Pertama Agustus.  Tidak ada kue hari ini, tidak ada lilin yang ditiup dengan harapan rahasia. Tapi ada satu hal yang tetap menyala: kamu. Kamu yang telah berjalan sejauh ini, melewati badai yang tak semua orang tahu, menyimpan luka yang tidak pernah diumbar, dan tetap memilih untuk bersyukur — meski kadang dunia tidak memberikan alasan yang mudah untuk itu. Tahun ini, tidak ada pesta. Tapi ada dirimu yang tumbuh perlahan, belajar menerima hidup tanpa tergesa, dan memeluk diri sendiri dengan lebih lembut dari sebe...

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 15

Berikut ini kelanjutan Bagian 15 dari jurnal Hidup Hanya Sekali. Aku masih tetap menjaga nuansa lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur yang terasa begitu kuat dari jurnal ini: --- Bagian 15 : Masih Ada Aku Disini.  Hari ini, ada rasa yang begitu hangat mengalir dalam dada. Bahagia—bukan karena segalanya mudah, tetapi karena aku berhasil bertahan. Bisa menulis jurnal kecil ini pun terasa seperti keajaiban sederhana yang tak ternilai. Setiap kata yang tertulis seolah menjadi saksi perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ini bukan hanya catatan biasa, tapi bagian dari hidupku. Bagian dari perjuangan yang sunyi, dan bagian dari harapan yang tak pernah benar-benar padam meski sempat redup. Tak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku melewati masa yang paling kritis. Masa ketika aku berada di titik paling rapuh, saat tubuh lemah dan hati pun ikut meredup. Ada hari ketika rasanya ingin menyerah, melepas semua beban dan diam dalam gelap. Dan aku rasa… itu manusiawi. Tapi ternyat...

PESONA INDAHNYA BUKIT DAOLONG 800 MDPL SENTUL CITY BOGOR JAWA BARAT

Via Gunung Ciung• Bukit DAOLONG adalah sebuah perbukitan yang terletak di kawasan Sentul City. Dengan akses utama yaitu melalui pintu masuk Cibuluh Land Sentul City biasanya orang-orang dalam melakukan pendakian menuju Bukit DAOLONG ini.Selain Cibuluh land sebenarnya masih banyak sekali akses menuju Bukit Daolong ini, seperti melaui Wangun Bukit Panasin, Gunung Pancar, Gunung Ciung, Pondok Pemburu, Pasir Limo Curug Kencana Sentul City dan masih banyak lagi.  Bukit Daolong ini berlokasi di Sentul City Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dan akses yang saya gunakan saat itu melalui Gunung Ciung masuk dan keluar saya malalui gunung ini.Kenapa saya memilih gunung Ciung ini ? Karena Gunung Ciung ini selain dekat dari rumah dan akses menuju Gunung Ciung ini juga sangat mudah. Saya sangat suka sekali sama Gunung Ciung ini, meskipun saat pendakian pertama saat itu di sambut dengan air hujan serta kabut yang tebal dan jalur track yang sangat licin dan ten...