Langsung ke konten utama

Bersepeda Ke Makam Opu Daeng Manambon Mempawah Kalimantan Barat


Gowes Solo ke Sebukit Rama
.
Demi menyambut HUT RI yang ke 76 kali ini saya melakukan perjalanan kembali ke salah satu cagar budaya Indonesia yaitu Makam Opu Daeng Manambon Mempawah dengan bersepeda full dari rumah dengan jarak berkisar 18 km dengan waktu tempuh 120 menit atau sekitar dua jam.
Dan perjalanan ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 2021 tepat sehari sebelum perayaan 17 Agustusan.Setiap orang memang punya caranya tersendiri untuk menyambut hari kemerdekaan negaranya,ada yang dengn mendaki, kumpul keluarga bikin perlombaan, atau sekedar kumpul masak-masak.Apapun beragam semua bisa di lakukan sesuai apa yang mereka inginkan terlebih di situasi seperti ini apa lagi yang bisa kita lakukan semuanya penuh dengan keterbatasan tidak adanya kebebasan seperti dahulu kala sebelum wabah atau pandemi ini masuk ke negara kita.Semoga lekas pulih Indonesiaku saya kangen Indonesia yang dulu Indonesia yang. memang benar-benar aman untuk melakukan aktivitas apapun tanpa di hantui rasa takut dan cemas seperti sekarang ini.

Tetapi meskipun begitu tidak menyurutkan niat dan tekad saya untuk tetap bersepeda walaupun hanya sendiri tidak menjadi masalah menurut saya.Semangat ini harus tetap menyala seperti para pejuang-pejuang kita yang telah berjuang demi tanah air kita yaitu Indonesia.

Pasar Mempawah.
Indonesia dengan bendera merah putih nya memang semakin istimewa kalau di bulan Agustus,karena hanya di bulan inilah kita hanya akan melihat sang merah dah putih berkibaran di mana-mana,semoga semangat berkibar akan selalu ada sampai kapanpun.Begitu pun dengan saya sendiri saya memasang bendera kecil di sepeda saya supaya semakin menambah semangat saya dalam bersepeda tentunya dalam menempuh jarak ke Makam Opu Daeng Manambon ini.Dan bendera ini saya beli di Pasar Mempawah tepatnya samping Mempawah Waterfront dengan harga Rp5.000 ukuran kecil.Tadinya tidak ada niatan untuk membeli bendara tapi karena demi untuk menyambut HUT RI biar lebih dapt feel ny yasudah saya beli.
Bukan tanpa alasan saya singgah di Mempawah ini, karena memang membetulkan sepeda saya yang memang tidak ada standarnya maka dari itu sebelum ke Makam Opu Daeng Manambon saya singgah disini terlebih dahulu.Karena memang ada beberapa hal yang harus saya di beli di Mempawah ini sembari rehat sejenak setelah melakukan perjalanan dari rumah sekitar satu jam.
Lanjut setelah itu saya melanjutkan perjalanan kembali dengan cuaca panas terik saat itu,sungguh luar biasa pokoknya.Singkat cerita saya sampai di Makam Opu Daeng Manambon sekitar jam 12.10 WIB tepatnya ba'da dzuhur alhamdulillah akhirnya sampai juga dengan selamat.Saya langsung singgah ke salah satu warung yaitu di tepian sungai Mempawah untuk memesan indomie rasa soto serta teh panas iya itulah menu santap siang saya pada saat itu.Karena memang saya tidak membawa perbekalan nasi dari rumah hanya roti saja dan air putih.
Menikmati indomie panas tepi sungai dengan gemericik air hujan memang semakin menambah kenikmatan walaupun hanya semangkok indomie,ohiya setibanya saya diwarung tepi sungai ini hujan pun turun tapi alhamdulillah saya tidak terkena.Tidak lama setelah hujan reda saya langsung menuju ke atas dan seperti biasa di atas pun saya tidak berjumpa dengan seorang pun sama seperti perjalanan saya sebelumnya,sangat sepi sekali cocok buat self healing itulah kenapa saya sangat suka berada di tempat ini terlebih di harus hari biasa atau weekdays jangan weekend karena mungkin akan sedikit agak ramai.


Pukul 14.00 WIB saya bergegas langsung pulang karena mengingat estimasi waktu juga yang harus di tempuh dan berpacu dengan sang langit yang sudah mulai bermuram durja alias mendung-mendung mau hujan lagi.Memang alam itu tidak bisa di prediksi meskipun kita sudah menerka-nerka hari ini itu yakin tidak akan turun hujan tapi ya tetap saja Tuhan Semesta Alam berkuasa atas semuanya.
Betul saja tepat di simpang Pasi hujan pun turun dan saya berteduh di sebuah halte.Lalu perlahan mulai reda saya melanjutkan perjalanan dengan masih gerimis-gerimis halus.Basah kotor dingin sudah pasti apa lagi lapar tentunya sudah jelas.Terlebih saya memang belum makan nasi dari pagi hanya roti saja jangan di tiru ya teman biasa sih saya suka sarapan dulu karena memang terburu-buru jadinya hannya bawa roti.

Pusat Kuliner Terminal Mempawah.
Dan saya pun singgah di salah satu pusat kuliner Mempawah yaitu di Terminal Mempawah disini banyak sekali terdapat makanan dan sepertinya ini iconic sekali di Kota Mempawah.Karena di saat weekend itu selalu ramai dan tempat ini selalu menjadi tempat persinggahan para wisatawan yang hendak menuju ke Singkawang atau Sambas begitu pun sebaliknya.Jadi tidak heran deretan mobil pribadi selau berbaris di Terminal ini begitu pun dengan roda dua.Dan ini menjadi pengalaman pertama saya makan di terminal ini dan saya memakan bakso kala itu karena habis kehujanan dirasa makan bakso lebih tepat dengan cita rasa gurih pedas serta kuahnya yang begitu panas,semoga bisa menghangatkan badan karena masih ada jarak yang harus di tempuh.
Sekaian perjalanan singkat saya selama di Mempawah ini,next saya akan share kembali hasil perjalanan saya yang laiinya sampai ketemu di cerita selanjutnya.
Terimakasih hayuk Ulin...


Lokasi :Makam Opu Daeng Manambon Sebukit Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat.
Buka:Setiap hari 24 jam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 80

Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya.  Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...

REBO KASAN TRADISI DOA DAN IKATAN BATIN DI BULAN SAFAR

Setiap tradisi punya cerita dan maknanya sendiri. Ada yang sekadar jadi warisan, ada pula yang tumbuh menjadi ikatan batin. Bagi saya, Rebo Kasan di bulan Safar bukan hanya doa bersama, tetapi juga pengingat akan perjalanan hidup dan arti syukur. Rebo Kasan: Ikatan Batin dengan Tradisi.  Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Rebo Kasan, atau yang di daerah Jawa biasa disebut Rebo Wekasan, sementara di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Robo-Robo. Tradisi ini berlangsung di bulan Safar dalam kalender Hijriah, bulan yang sering diyakini sebagai waktu diturunkannya berbagai marabahaya, bencana, dan penyakit. Tradisi ini biasanya dibuka dengan doa bersama, baik di masjid, rumah tokoh masyarakat, atau rumah kepala suku. Setelah doa, masyarakat melanjutkan dengan makan bersama, menyajikan hidangan khas seperti ketupat, lontong, sayur, ikan, dan berbagai sajian lainnya. Tak jarang tradisi ini dikenal juga sebagai sedekah ketupat , ...

SELAMAT ULANG TAHUN

Agustus Di Dada.   Selamat ulang tahun, meskipun agak terlambat… 🌾 1 Agustus — hari yang mungkin tampak biasa bagi dunia, tapi diam-diam begitu berarti buat perjalanan saya sendiri. Tidak apa-apa kalau tidak ada kue, pesta, atau kejutan. Kadang ulang tahun yang paling berkesan justru datang dalam bentuk sederhana: rasa syukur yang tulus… dan kesadaran bahwa kamu masih ada, masih bertahan, dan masih melangkah. Itu lebih dari cukup. --- Untuk diriku, yang Lahir di Hari Pertama Agustus.  Tidak ada kue hari ini, tidak ada lilin yang ditiup dengan harapan rahasia. Tapi ada satu hal yang tetap menyala: kamu. Kamu yang telah berjalan sejauh ini, melewati badai yang tak semua orang tahu, menyimpan luka yang tidak pernah diumbar, dan tetap memilih untuk bersyukur — meski kadang dunia tidak memberikan alasan yang mudah untuk itu. Tahun ini, tidak ada pesta. Tapi ada dirimu yang tumbuh perlahan, belajar menerima hidup tanpa tergesa, dan memeluk diri sendiri dengan lebih lembut dari sebe...

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 15

Berikut ini kelanjutan Bagian 15 dari jurnal Hidup Hanya Sekali. Aku masih tetap menjaga nuansa lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur yang terasa begitu kuat dari jurnal ini: --- Bagian 15 : Masih Ada Aku Disini.  Hari ini, ada rasa yang begitu hangat mengalir dalam dada. Bahagia—bukan karena segalanya mudah, tetapi karena aku berhasil bertahan. Bisa menulis jurnal kecil ini pun terasa seperti keajaiban sederhana yang tak ternilai. Setiap kata yang tertulis seolah menjadi saksi perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ini bukan hanya catatan biasa, tapi bagian dari hidupku. Bagian dari perjuangan yang sunyi, dan bagian dari harapan yang tak pernah benar-benar padam meski sempat redup. Tak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku melewati masa yang paling kritis. Masa ketika aku berada di titik paling rapuh, saat tubuh lemah dan hati pun ikut meredup. Ada hari ketika rasanya ingin menyerah, melepas semua beban dan diam dalam gelap. Dan aku rasa… itu manusiawi. Tapi ternyat...

PESONA INDAHNYA BUKIT DAOLONG 800 MDPL SENTUL CITY BOGOR JAWA BARAT

Via Gunung Ciung• Bukit DAOLONG adalah sebuah perbukitan yang terletak di kawasan Sentul City. Dengan akses utama yaitu melalui pintu masuk Cibuluh Land Sentul City biasanya orang-orang dalam melakukan pendakian menuju Bukit DAOLONG ini.Selain Cibuluh land sebenarnya masih banyak sekali akses menuju Bukit Daolong ini, seperti melaui Wangun Bukit Panasin, Gunung Pancar, Gunung Ciung, Pondok Pemburu, Pasir Limo Curug Kencana Sentul City dan masih banyak lagi.  Bukit Daolong ini berlokasi di Sentul City Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dan akses yang saya gunakan saat itu melalui Gunung Ciung masuk dan keluar saya malalui gunung ini.Kenapa saya memilih gunung Ciung ini ? Karena Gunung Ciung ini selain dekat dari rumah dan akses menuju Gunung Ciung ini juga sangat mudah. Saya sangat suka sekali sama Gunung Ciung ini, meskipun saat pendakian pertama saat itu di sambut dengan air hujan serta kabut yang tebal dan jalur track yang sangat licin dan ten...