Langsung ke konten utama

MAKAM OPU DAENG MANAMBON MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT Part II


Shalat Dzuhur Di Makam Opu Daeng Manambon 

Lagi,ini yang kedua kalinya saya mengunjungi sebuah Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Mempawah ini yaitu Makam Opu Daeng Manambon.Setelah kunjungan terakhir saya kala itu pada dua tahun yang lalu.Iya merasa bangga sih akhirnya bisa datang lagi kesini sendiri seperti biasa tanpa di temani seorang teman atau pun sodara sekali pun.Karena kalau boleh jujur saya merasa nyaman kalau jalan sendiri terlebih bukan berarti saya tidak suka jalan bareng teman atau yang lainnya.Ada saatnya diri ini ingin merasa sendiri merenungi kehidupan yang sudah saya lalui ini.Mungkin bagi sebagian orang sih terlihat tidak normal atau terkesan aneh,tapi bagi sebagian orang yang merasakan hal yang sama seperti saya akan tau semua jawabannya setelah menjalani dan merasakan  dengan sendirinya.
Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat sekarang kita sudah sampai di bulan ke empat,yaitu April.Selamat datang di bulan April semoga di bulan ini kita selalu senantiasa mendapat kebaikan,kemudahan,serta kesehatan yang pastinya.Dan selama satu bulan juga saya off dari dunia blog tanpa ada postingan sekali pun di bulan sebelumnya.Namun perjalanan tetap ada dan memang sudah niat dari awal perjalanan tersebut akan saya save atau share di blog saya ini.Cuma entah ada apa di bulan kemarin rasanya berat sekali banyak sekali hal yang terjadi sehingga saya lupa diri akan menulis sesuatu yang memang harus saya tulis.
Tapi yasudah semua itu sudah berlalu kita sambut hari yang baru di awal April ini saya akan kembali aktif menuliskan semua hasil perjalanan saya.Tanpa di buat-buat atau karangan semata atau fiksi,ini benar-benar asli hasil perjalanan saya pribadi tanpa copy paste tulisan orang,aduuhhh itu gak banget bukan diri saya.Lebih baik jadi diri sendiri apa adanya sesuaikan dengan pengetahuan dan wawasan yang saya miliki saat ini,iya semangat pokoknya.Mengenai asal muasal adanya Makam Opu Daeng Manambon serta ulasan singkatnya versi saya udah di bahas ya guys di perjalanan saya yang sebelumnya yaitu di dua tahun yang lalu,kalian bisa simak disitu sudah saya ulas sesuai dengan apa yang saya ketahui bersumber dari salah satu penjaga atau juru kunci Makam saat itu.Dan semoga bermanfaat intinya sebuah ilmu pengetahuan tentang sejarah patut kita ketahui serta kita jaga intinya biar tetap selalu ada hingga kini.


Sudah kali nya curcol nya,kita balik ke cetita di awal yaitu mengenai perjalanan saya di Makam Opu Daeng Manambon Mempawah,dan seperti apa sih sekarang ini keadaannya apakah masih sama,dan saya disana ngapain aja,oke langsung aja cekitttbrooottt...
Awal mulanya berawal dari rasa niat di dalam hati,memang kalau sudah niat apapun bisa terjadi.Dan saya mau mengingatkan niat itu adanya di dalam hati bukan di mulut,kalau di mulut mungkin semua orang bisa mengucapkan hal tersebut tapi kalau sudah di hati pasti semuanya akan terjadi,jiaaahh sedikit quotes ala saya abaikan oke.


Perjalanan ini terjadi di bulan Maret selesai saya berkemas merapihkan gudang,karena kebetulan memang habis packing tadi malamnya,dan terbesitlah di dalam hati wah dari pada cuma di rumah lebih baik berziarah atau wisata religius ke Makam Opu Daeng Manambon selagi masih ada kesempatan.Langsung saya on the way sekitar jam 10.30 WIB dari rumah di kawasan Bakau Besar Laut tidak jauh dari SPBU.Dengan perbekalan seadnya yaitu air minum,buah jambu,serta jam tangan,kayu putih,aloevera jel,dan lain sebagainya.
Sampai di kuala saya singgah sejenak di Alfamart Kuala untuk membeli biskuit dan tisu,lumayan lah biat cemilan disana nanti serta tisu penting sekali disaat kita melakukan treveling seperti ini.Lanjut setelah itu saya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jalan dalam yaitu masuk Pasir Panjang tembus Antibar lalu mengarah ke Keraton Amantubillah Mempawah.Kenapa saya lewat sini karena saya memakai motor yang tidak selayaknya melintas di perkotaan Mempawah,jadi ya tidak masalah sih meskipun harus lewat dalam yang penting sampai ke tujuan dengan selamat.


Sekitar pukul 11.30 alhamdulillah saya sampai di Makam Opu Daeng Manambon dengan cuaca saat itu panas terik sekali langitnya biru cerah.Dan suasana di Makam Opu Daeng Manambon pun terbilang sepi saat itu.Hanya ada beberapa orang saja serta para penjual makanan kaya warung gitu.Dan tanpa berlama-lama saya langsung naik keatas dengan tidak lupa menghitung anak tangganya,konon katanya kalau kita menghitung anak tangga sewaktu naik dan turun dengan jumlahnya yang sama itu berarti hati kita bersih,kalau jumlahnya tidak itu berarti hati kita masih kotor.Itu sih menurut kepercayaan warga sekitar sini atau para pengunjung yang sudah mendatangi makam ini.
Dan saya pun menghitung anak tangganya,jumlah anak tangganya sekitar 256 kalau gak salah lupa lagi sih itu pas naik ya.Dan pas turun saya malah lupa tidak menghitungnya,haduuhh sama aja bohong iya,iya semoga di lain waktu saya masih bisa mencoba lagi,bukan berarti saya percaya dengan kepercayaan tersebut cuma ya buat seru-seruan aja tanpa ada maksud tertentu.





Oke selama di atas ada beberapa pekerja lagi merenovasi beberapa kerusakan dan ada sedikit pengunjung beberapa gitu tapi sudah pada selesai.Nah kebetulan sesampainya di tas tepat dengan waktu dzuhur alhasil saya shalat dzuhur di atas di dalam Makam Opu Daeng Manambonnya.Ini pengalaman pertama saya shalat di tempat bersejarah seperti ini apa lagi diatas bukit sensasinya berbeda sih lebih khikmat lebih tenang intinya itu aja sih,yang penting mah niatnya ya mau shalat di manapun itu sama saja di mata Allah mah.Oke Setelah shalat saya membaca surat Yasin selama satu kali tepat di depan makan Opu Daeng serta memanjatkan beberapa doa,setelah itu udah saya keluar dan tidak lupa saya mengabadikan beberapa foto buat kenang-kenangan sih intinya.


Lanjut setelah itu saya mengexplore bagian belakangnya ternyata ada sebuah batu di kelilingi kawat berduri entah batu apa saya baru pertama kali sih melihat dan di samping ada jalan setapak beralaskan tembok atau sedikit anak tangga yang di buat gitu.Dan saya penasaran dengan jalan tersebut akhirnya saya ikutin terus sampai benar-benar habis itu anak tangganya,dan semakin kebawah posisi saya jadi kaya menururun gitu.Dan sesampainya di bawah ternyata tidak ada apa-apa hanya hutan belantara aja sih,dan kayanya memang dulunya ini sempat dijadikan jalan juga atau akses menuju makan Opu cuma mungkin sudah tidak di gunakan kembali,terbukti dari rimbanya serta pepohonan yang berjatuhan begitu saja tanpa terawat,berbeda jauh dengan anak tangga yang saya hitung tadi tersusun rapi ada pegangannya juga di kedua sisinya.
Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ketempat tadi yaitu di atas,karena mengingat di bawah sini sangatlah lembab banyak sekali nyamuknya.Setelah di atas sebelum melanjutkan perjalanan pulang saya memakan beberapa kepingan biskuit Togo dan beberapa buah jambu yang saya bawa dari rumah,lumayan lah buat ganjal perut biar gak kosong-kosong banget,kaya hati ini kosong hahahha kasian banget.
Demikianlah perjalanan singkat saya menjelajah kembali Makam Opu Daeng Manambon.Campur aduk rasnaya senang juga alhamdulillah bisa kesini shalat sekali gus mengaji disini sebuah perjalanan religius yang pernah saya alamin.Next kayanya suatu saat bakalan kesini lagi,karena saya masih penasaran sama warung-warung atau pondok-pondok yang ada di sekitaran tepi sungai Mempawah ini.Seru kali ya santai-santai disitu sembari memandangi air sungai walaaaahhh sudah terbayang.Oke terimakasih guys sampai ketemu di cerita saya selanjutnya ya.
Terimakasih Makam Opu Daeng Manambon.

Lokasi:Makam Opu Daeng Manambon Sebukit Rama Desa Penibung Mempawah Kalimantan Barat.
Buka:Setiap Hari 24 jam.


Follow Me.
IG:@hi.gus__
Twitter:@janggel
FB:Bagusandali

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 80

Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya.  Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...

REBO KASAN TRADISI DOA DAN IKATAN BATIN DI BULAN SAFAR

Setiap tradisi punya cerita dan maknanya sendiri. Ada yang sekadar jadi warisan, ada pula yang tumbuh menjadi ikatan batin. Bagi saya, Rebo Kasan di bulan Safar bukan hanya doa bersama, tetapi juga pengingat akan perjalanan hidup dan arti syukur. Rebo Kasan: Ikatan Batin dengan Tradisi.  Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Rebo Kasan, atau yang di daerah Jawa biasa disebut Rebo Wekasan, sementara di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Robo-Robo. Tradisi ini berlangsung di bulan Safar dalam kalender Hijriah, bulan yang sering diyakini sebagai waktu diturunkannya berbagai marabahaya, bencana, dan penyakit. Tradisi ini biasanya dibuka dengan doa bersama, baik di masjid, rumah tokoh masyarakat, atau rumah kepala suku. Setelah doa, masyarakat melanjutkan dengan makan bersama, menyajikan hidangan khas seperti ketupat, lontong, sayur, ikan, dan berbagai sajian lainnya. Tak jarang tradisi ini dikenal juga sebagai sedekah ketupat , ...

SELAMAT ULANG TAHUN

Agustus Di Dada.   Selamat ulang tahun, meskipun agak terlambat… 🌾 1 Agustus — hari yang mungkin tampak biasa bagi dunia, tapi diam-diam begitu berarti buat perjalanan saya sendiri. Tidak apa-apa kalau tidak ada kue, pesta, atau kejutan. Kadang ulang tahun yang paling berkesan justru datang dalam bentuk sederhana: rasa syukur yang tulus… dan kesadaran bahwa kamu masih ada, masih bertahan, dan masih melangkah. Itu lebih dari cukup. --- Untuk diriku, yang Lahir di Hari Pertama Agustus.  Tidak ada kue hari ini, tidak ada lilin yang ditiup dengan harapan rahasia. Tapi ada satu hal yang tetap menyala: kamu. Kamu yang telah berjalan sejauh ini, melewati badai yang tak semua orang tahu, menyimpan luka yang tidak pernah diumbar, dan tetap memilih untuk bersyukur — meski kadang dunia tidak memberikan alasan yang mudah untuk itu. Tahun ini, tidak ada pesta. Tapi ada dirimu yang tumbuh perlahan, belajar menerima hidup tanpa tergesa, dan memeluk diri sendiri dengan lebih lembut dari sebe...

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 15

Berikut ini kelanjutan Bagian 15 dari jurnal Hidup Hanya Sekali. Aku masih tetap menjaga nuansa lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur yang terasa begitu kuat dari jurnal ini: --- Bagian 15 : Masih Ada Aku Disini.  Hari ini, ada rasa yang begitu hangat mengalir dalam dada. Bahagia—bukan karena segalanya mudah, tetapi karena aku berhasil bertahan. Bisa menulis jurnal kecil ini pun terasa seperti keajaiban sederhana yang tak ternilai. Setiap kata yang tertulis seolah menjadi saksi perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ini bukan hanya catatan biasa, tapi bagian dari hidupku. Bagian dari perjuangan yang sunyi, dan bagian dari harapan yang tak pernah benar-benar padam meski sempat redup. Tak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku melewati masa yang paling kritis. Masa ketika aku berada di titik paling rapuh, saat tubuh lemah dan hati pun ikut meredup. Ada hari ketika rasanya ingin menyerah, melepas semua beban dan diam dalam gelap. Dan aku rasa… itu manusiawi. Tapi ternyat...

PESONA INDAHNYA BUKIT DAOLONG 800 MDPL SENTUL CITY BOGOR JAWA BARAT

Via Gunung Ciung• Bukit DAOLONG adalah sebuah perbukitan yang terletak di kawasan Sentul City. Dengan akses utama yaitu melalui pintu masuk Cibuluh Land Sentul City biasanya orang-orang dalam melakukan pendakian menuju Bukit DAOLONG ini.Selain Cibuluh land sebenarnya masih banyak sekali akses menuju Bukit Daolong ini, seperti melaui Wangun Bukit Panasin, Gunung Pancar, Gunung Ciung, Pondok Pemburu, Pasir Limo Curug Kencana Sentul City dan masih banyak lagi.  Bukit Daolong ini berlokasi di Sentul City Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dan akses yang saya gunakan saat itu melalui Gunung Ciung masuk dan keluar saya malalui gunung ini.Kenapa saya memilih gunung Ciung ini ? Karena Gunung Ciung ini selain dekat dari rumah dan akses menuju Gunung Ciung ini juga sangat mudah. Saya sangat suka sekali sama Gunung Ciung ini, meskipun saat pendakian pertama saat itu di sambut dengan air hujan serta kabut yang tebal dan jalur track yang sangat licin dan ten...