Langsung ke konten utama

CAMPING DI GUNUNG KENCANA 1803 MDPL


Nyaris Gagal Mendaki.

Sebuah momentum akan selalu teringat jika kita menyimpannya dengan cara yang tepat.Seperti halnya sebuah foto,seberapa lama foto itu di simpan pasti jika kita melihatnya kembali kita akan teringat suatu momentum di dalam sebuah foto tersebut entah itu tentang sesuatu yang bahagia,sedih,atau bahkan sesuatu yang konyol pun bisa terjadi dan nyaris hampir semua selalu kita abadikan kedalam sebuah foto.
Nah ngomongin soal foto di sela kegabutan,saya selalu melihat-lihat atau menscroll foto lama saya entah itu setahun kebelakang atau bahkan foto dua tahun yang lalu.Karena semuanya masih tersimpan dengan rapih di dalam ponsel saya pribadi.Dan saya terkadang suka bicara sendiri di dalam hati ketika melihat foto-foto tersebut "ternyata dulu saya pernah kesini" semakin saya lihat secara satu persatu semakin saya ingat kejadian demi kejadian di dalam foto tersebut.Terlebih foto yang saya lihat sekitar dua tahun yang lalu yaitu foto-foto di saat saya kembali melakukan pendakian di Gunung Kencana Bogor.Entah ada apa saya sangat tertarik untuk mengangkat atau menshare hasil perjalanan saya ini ke dalam blog saya.Dan ini juga merupakan perjalanan yang sangat berkesan bagi saya terlebih ada pengalaman baru yang terjadi di dalam hidup saya,penasaran pengalaman apa yang saya alamin di Gunung Kencana ini.Oke semuanya akan saya bahas di bawah ini sampai tuntas,oke langsung aja yuk hayuk cekitttbrooottt...

Ini terjadi sekitar dua tahun yang lalu yaitu pada tahun 2019 pada bulan November.Iya kala itu memang saya baru pulang dari Kalimantan sekitar tanggal 26 November 2019.Bisa di bilang perjalanan ke Gunung Kencana ini sebagai perayaan kecil-kecilan kita bertiga yaitu saya,Alvin,dan Renold.Ceritanya temu kangen,meet up,atau kopdar lah tapi di alam seru sekali bukan.Pertemanan kita ini memang unik setiap kali mengadakan pertemuan pasti selalu di alam karena awal mula kita di pertemukan juga di alam dan kebetulan memang hobi kita sejalan yaitu mencintai yang namanya sebuah alam.Jadi ya sudah mungkin ini yang di namakan teman sefrekuensi kalau kata anak-anak zaman sekarang.


Sebelum melakukan perjalanan seperti biasa kita bertiga salalu prepare atau mempersiapkan apa saja yang mesti di bawa,guna keperluan kita selama di Gunung Kencana nanti,dari mulai tenda,alat tidur,sampai logistik perbekalan makanan kita selama satu hari.Alhamdulillah tenda dan SB saya bawa,saya dapatkan dari salah satu kenalan saya yaitu Gugun namanya dia anak Cigombong Bogor dan dia punya jasa sewa alat-alat outdoor gitu lengkap pokoknya apapun ada,kalian bisa kepoin IG nya nanti bakalan saya tulis di akhir cerita.Dan kalau untuk logistik dari renold serta alat-alat masak dan beras dari Alvin,semua sudah lengkap waktunya kita berangkat.


Mepo Di Rumah Alvin.

Pertemuan kita seperti biasa di kediamannya alvin yaitu di Desa Cilember,sekitar pukul 19.00 WIB.Dan saya seperti biasa ikut dengan renold numpang motor dia maklum saya tidak ada kendaraan dan kita bertemu di depan Alfamart Gang Cilember.Lanjut di kediaman Alvin tanpa berlama-lama kita pun siap untuk berangkat dengan mengucap bismillah dan tidak lupa pamit kepada kedua orang tua Alvin saat itu guna meminta restu dan keselamatan kita bertiga selama melakukan pendakian ini.15 menit kemudian perjalanan kita agak tersendat baru sampai depan hotel Mulyasari Puncak Bogor motor alvin malah ngadat.Alhasil kita mencari bengkel yang masih buka dan alhamdulillah ternyata masih ada di sekitaran hankam atau sebarang Hotel Grand Ussu kalau gak salah.Sempat putus asa dan kita bertiga hampir berniat untuk tidak melanjutkan perjalanan ini,namun motor alvin berhasil di service dan insya Allah akan baik-baik saja sekitar 30 menit sih di bengkel.Lalu dengan mengucap bismillah kita melanjutkan perjalanan dan tidak lupa kita singgah di Pasar Cisarua untuk membeli nasi buat perbekalan di Gunung nanti,karena beras yang kita bawa itu hanya untuk pagi harinya.Kita mempertimbangkan waktunya sih antara perjalanan dan waktu istirahat kita nanti karena ada kendala jadi lebih baik beli nasi dan di Gunung bisa langsung kita makan.

Pintu Masuk Telaga Warna Puncak.

Alhamdulillah kita sampai di pintu masuk sekitar pukul 22.00 WIB memang sudah agak larut malam,tapi tidak apa perjalanan akan tetap kita lanjutkan.Dan tidak lupa kita mengisi data diri di pos penjagaan Telaga Warna guna melapor kita akan melakukan pendakian ke Gunung Kencana serta masuk kedalam kawasan kebun teh yang tidak lain juga masuk kedalam kawasannya Perhutani Megamendung Bogor Jawa Barat.Dengan memarkirkan motor di Pos Penjagaan,dan kita melakukan perjalanan dengan berjalan kaki.Karena dirasa kita bertiga kurang yakin menyimpan motor tersebut di Pos.Alhasil saya rekomendasikan untuk menyimpan motor di tempat Pak hj atau di warung salah satu kenalan saya di Puncak yaitu tidak jauh dari Pos Pintu Telaga Warna letak warungnya tepat di samping toko buah dan sayuran Telaga Warna kaya warung nasi sunda gitu dan alhamdulillah saya kenal baik dengan pemiliknya.Dan alhamdulillah motor pun kita titipkan di warung tersebut,dan berbincang sebentar dengan pak hj lalu tidak lama setelah itu kita pamit sama pak hj untuk melanjutkan perjalanan karena waktu semakin larut malam.

Cikoneng Pukul 00.00 WIB.

Alhamdulillah akhirnya kita sampai disini yaitu di sebuah daerah terjauh terpencil di kawasan kebun teh ini namanya daerah Cikoneng dan ada sebuah sekolah dasar gitu SDN.Dan kita memutuskan untuk beristirahat di sini guna mengumpulkan energi kembali untuk melanjutkan perjalanan karena masih terbilang cukup jauh.Lanjut satu jam kemudian kita beristirahat kembali di Tengah-tengah hamparan kebun teh yang gelap tanpa penerangan sedikit pun hanya dari ponsel kita bertigalah yang menuntun kita selama perjalan berlangsung.
Selama beristirahat kita memakan makanan ringan guna mengisi perut biar tidak kosong dan sembari memandangi langit yang begitu cerah dan indah berhiaskan bintang-bintang yang sayang sekali untuk di lewatkan.Ternyata seperti ini rasanya memamdangi langit secara langsung dari sebuah alam sungguh indah sekali dan sangat sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata betapa indahnya malam itu terlebih saya menikamati keindahan malam itu bersama teman-teman terbaik saya.

Tanjakan Sambalado.

Tepat pukul 01.30 WIB alhamdulillah kita akhirnya sampai di Tanjakan Sambalado yang ada patung harimau dan ada sedikit rumah warga sekitar.Dan di sinilah kita mendirikan sebuah tenda,sementara pendaki yang lain mendirikan tenda di atas Puncak.Tetapi kita bertiga disini saja karena waktu juga semakin larut kita bertiga lumayan sudah kelelahan.Tanpa berlama-lama kita langsung bekerja sama untuk mendirikan tenda tersebut.Selesai mendirikan tenda kita langsung makan nasi bungkus yang kita beli tadi di pasar Ciasrua,untungnya belum basi karena lauknya di gabung dengan nasinya.Meskipun hanya dengan lauk pauk nsederhana tapi rasanya sungguh luar biasa nikmat sekali.


Lanjut setelah itu kita cari posisi serta merapihkan seisi tenda karena perlu istirahat dan tidur.Tidak lupa kita menggunakan SB atau sleeping bag masing-masing biar tubuh tetap terasa hangat.Dan ini menjadi pengalaman pertama saya tidur di alam lebih dekat dengan alam menyatu serta damai.Terlebih tidur di alam adalah impian saya selama ini dan bisa terwujud di Gunung Kencana alhamdulillah.Meskipun hanya beralaskan matras serta tikar rumah tapi rasanya seru sih,disini badan kita kaya langsung menempel pada tanah dan seketika saya seperti di ingatkan akan suatu hal yang akan terjadi pada semua makhluk hidup terutama manusia akan adanya kematian,iya pada intinya kan semua yang bernyawa pasti akan mati.
Nah kenapa kita langsung tidur,karena besoknya masih harus mendaki menuju Puncak Kencana.Dan menjaga disiplin waktu selagi di alam itu sangatlah penting,waktu memang sangat begitu berharga karena dia tidak akan bisa kembali.Nah ngomongin soal tidur di alam,sebenarnya kali pertama saya tidur di alam itu sewaktu melakukan pendakian di Gunung Parang Purwakarta,cuma beda sih memang kalau di Parang ini saya tidur6 di saung-saung warga sekitar.Sementara di Kencana ini saya tidur langsung di atas tanah di dalam sebuah tenda.Ohiya mengenai pengalaman pendakian saya selama di Parang kalian bisa simak juga di bawa ini.


Pagi pun menyapa kita bertiga bergegas bangun lalu membuat secangkir kopi dan memakan beberapa potongan kue.Lanjut setelah itu Alvin langsung memasak nasi dengan lauk Indomie Ayam Geprek yang pedas sekali.Dan setelah di rasa sudah siap dan matang semua,tanpa berlama-lama kita langsung menyantap hidangan yang di buat oleh Alvin tersebut.


Selesai makan saya dan Renold menuju puncak sementara Alvin dia lebih memilih untuk di tenda saja dan dia akan santai-santai menggunakan hammock.Lanjut setelah kita sampai puncak ternyata di atas banyak pendaki lainnya yang mendirikan tenda ada sekitar 8 sampai 10 tenda di atas Puncak Kencana ini.Untuk mencapai puncak Kencana memang tidak perlu memerlukan waktu yang lama kurang dari satu jam kita sudah bisa sampai di atas puncak dengan ketinggian sekitar 1803 mdpl ini.


Tidak banyak yang bisa kita lakukan di atas puncak ini,yang pasti foto-foto buat kenang-kenangan jepret sana jepret sini.Karena tidak etis rasanya kalau kita pergi ke suatu tempat yang indah tanpa di abadikan sama sekali,jadi ya sebisa mungkin kita harus mengabadikan moment tersebut.Terlebih puncak Kencana ini memiliki pemandangan atau view yang tidak mengecewakan asli,kita bisa melihat hamparan kebun teh yang hijau serta view Gunung Gede Pangrango dengan jelas asli itu memanjakan mata sekali melihat keindahan alam seperti ini.Dan waktu yang tepat menurut saya memang di pagi hari karena di kawasan puncak terbilang suhu udaranya agak dingin jadi demi menghindari kabut tebal dan putih.Atau bisa juga menikmati view di malam hari dari atas Puncak Kencana dengan hampara kebun teh yang pasti gelap dan gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kawasan Puncak dan sekitarnya terlebih lampu-lampu hotel yang cantik sekali untuk di nikmati.Lain halnya dengan pengalaman pertama saya kala itu mendaki Gunung Kencana ini sampai Puncak malah di suguhi kabut tebal serta hujan lebat dan di atas Puncak hanya kita bertiga di sore hari,kalian bisa simak cerita selengkapnya disini.




Di sinilah pertama kali kita di pertemukan 
Dan nyaris hampir terjadi sesuatu yang tidak di inginkan 
Yang hingga kini tidak bisa dilupakan 
Mungkin itu bagian dari hukum alam yang tidak bisa kita hindarkan 

Hukum alam memang berlaku teman
Semua terjadi begitu saja tanpa kesengajaan 
Hingga berujung pada zona pertemanan
Lalu melakukan pendakian kembali di kemudian
Salam Teman...

Setelah di rasa cukup foto-foto dan menikmati viewnya,kita berdua saya dan Renold bergegas untuk turun dan menemui Alvin.Karena tidak enak juga sama Alvin kita tinggal lama-lama dan mengenai waktu sih intinya.Kita harus sebisa mungkin mempergunakan waktu sebaik-baiknya terlebih kita akan menempuh perjalanan pulang menuju pos Pintu Masuk Telaga Warna dengan berjalan kaki kembali,karena motor kan kita tinggal di Warung Pak hj.


Setelah sampai di tenda kita langsung berkemas dan tidak lupa,sebagai pendaki yang baik dan peduli akan lingkungan serta alam,kita membawa kembali turun sampah sisa bungkus makanan atau apapun itu.Jadi definisi mendaki menurut saya adalah mendaki dengan semangat turun dengan selamat,selamat karena telah mencapai pucak dan selamat karena telah menjaga kebersihan serta peduli akan alam.Dan kembalilah,pulanlah dengan segudang cerita yang mungkin tidak akan bisa dilupa.

Telaga Saat Puncak Bogor.

Sebelum pulang kita bertiga istirahat sejenak sembari melihat pembangunan  sebuah danau atau biasa kita sebut Telaga Saat Puncak.Kala itu memang masih dalam pembangunan atau tahap renovasi dan belum di buka untuk umum.Tidak lama setelah itu kita melanjutkan perjalanan dan di tengah perjalanan kita bertemu sama anak-anak yang baru hendak pulang dari sekolah dan memang waktu itu sekitar pukul 11.00 WIB.Selain anak-anak sekolah kita juga bertemu dan menyapa para pekerja pemetik daun teh,yang membuat saya salut adalah para anak-anak sekolah itu mereka setiap hari berjalan menyusuri hamparan kebun teh yang luas ini,patut di anjungi jempol semangat sekali mereka tidak ada raut muka kesedihan yang terpancar hanyalah kebahagiaan dan mungkin memang mereka sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.
Sebuah gambaran atau potret nyata anak-anak daerah,iya tidak usah jauh-jauh Bogor ini masih terbilang cukup dekat dengan Ibu Kota Jakarta dan di Bogor masih ada ternyata peristiwa atau keadaan seperti ini khususnya untuk daerah-daerah yang memang benar-benar jauh dari mana-mana.Well apa yang saya lihat saat itu menjadi bagian dari perjalanan saya senang rasanya bisa bertemu mereka meskipun hanya bertutur sapa dan saling membalas senyuman.Dan senyuman anak-anak itulah yang membuat saya menjadi semakin bersemangat untuk menjalani hidup ini serta melanjutkan perjalanan ini.
Kemudian kita bertiga melanjutkan perjalanan dan di tengah-tengah kita menemukan sebuah jeep lagi terperosok ke kebun teh.Dan mereka itu kayanya komunitas jeep gitu terlihat dari banyaknya rombongan jeep ada sekitar 5 sampai 6 jeep.Tapi untungnya jeep tersebut sudah mendapat bantuan dari petugas setempat.Dan gak di sangka-sangka di tengah langkah-langkah demi langkah yang kita jalani kita malah mendapat tawaran untuk menumpang di jeep tersebut.Wah sebuah tawaran yang mungkin tidak bisa kita tolak kebetulan memang kaki ini sudah sangat lelah berjalan di bebatuan khas hamparan kebun teh.Sungguh ini pengalaman pertama saya naik jeep udah kaya di Bromo aja,orang-orang ini sungguh baik semoga mereka mendapat kebaikan karena telah memberikan tumpangan secara cuma-cuma terhadapa kita.
Dan alhamdulillah berkat naik jeep perjalanan kita pun menjadi singkat dan kita pun sampai di Pos Pintu Masuk Telaga Warna dengan selamat sehat walafiat.Tidak lupa kita mengucapkan terimakasih untuk mereka para komunitas jeep karena telah memberikan kita tumpangan.Dan ini menjadi pengalaman yang tidak bisa saya lupakan dalam hidup saya,ngechamp dan naik jeep dua pengalaman baru dan seru terimakasih telah melengkapi perjalanan saya kali ini.
Demikianlah cerita perjalanan saya selama di Gunung Kencana 1083 mdpl ini,sungguh pengalaman yang tidak bisa saya lupakan dalam hidup saya dan akan selalu dikenang sampai kapanpun.Dan semoga kelak susatu saat saya masih bisa mendaki dan kembali ke Gunung Kencana lagi amin.
Terimaksih Gunung Kencana.


Lokasi:Gunung Kencana 1803 MDPL Megamendung Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor Jawa Barat.
HTM:Rp.25.000 (Pintu Masuk Telaga Warna) 
          Rp.25.000 (Ticket Gunung Kencana) 


Follow Me.
IG:@hi.gus__
    :@renoldsutrisno
    :@caplincuit_cuit
FB:Bagusandali
Follow Rental Outdoor.
IG:@Mapay.rent

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 80

Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya.  Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...

REBO KASAN TRADISI DOA DAN IKATAN BATIN DI BULAN SAFAR

Setiap tradisi punya cerita dan maknanya sendiri. Ada yang sekadar jadi warisan, ada pula yang tumbuh menjadi ikatan batin. Bagi saya, Rebo Kasan di bulan Safar bukan hanya doa bersama, tetapi juga pengingat akan perjalanan hidup dan arti syukur. Rebo Kasan: Ikatan Batin dengan Tradisi.  Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Rebo Kasan, atau yang di daerah Jawa biasa disebut Rebo Wekasan, sementara di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Robo-Robo. Tradisi ini berlangsung di bulan Safar dalam kalender Hijriah, bulan yang sering diyakini sebagai waktu diturunkannya berbagai marabahaya, bencana, dan penyakit. Tradisi ini biasanya dibuka dengan doa bersama, baik di masjid, rumah tokoh masyarakat, atau rumah kepala suku. Setelah doa, masyarakat melanjutkan dengan makan bersama, menyajikan hidangan khas seperti ketupat, lontong, sayur, ikan, dan berbagai sajian lainnya. Tak jarang tradisi ini dikenal juga sebagai sedekah ketupat , ...

SELAMAT ULANG TAHUN

Agustus Di Dada.   Selamat ulang tahun, meskipun agak terlambat… 🌾 1 Agustus — hari yang mungkin tampak biasa bagi dunia, tapi diam-diam begitu berarti buat perjalanan saya sendiri. Tidak apa-apa kalau tidak ada kue, pesta, atau kejutan. Kadang ulang tahun yang paling berkesan justru datang dalam bentuk sederhana: rasa syukur yang tulus… dan kesadaran bahwa kamu masih ada, masih bertahan, dan masih melangkah. Itu lebih dari cukup. --- Untuk diriku, yang Lahir di Hari Pertama Agustus.  Tidak ada kue hari ini, tidak ada lilin yang ditiup dengan harapan rahasia. Tapi ada satu hal yang tetap menyala: kamu. Kamu yang telah berjalan sejauh ini, melewati badai yang tak semua orang tahu, menyimpan luka yang tidak pernah diumbar, dan tetap memilih untuk bersyukur — meski kadang dunia tidak memberikan alasan yang mudah untuk itu. Tahun ini, tidak ada pesta. Tapi ada dirimu yang tumbuh perlahan, belajar menerima hidup tanpa tergesa, dan memeluk diri sendiri dengan lebih lembut dari sebe...

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 15

Berikut ini kelanjutan Bagian 15 dari jurnal Hidup Hanya Sekali. Aku masih tetap menjaga nuansa lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur yang terasa begitu kuat dari jurnal ini: --- Bagian 15 : Masih Ada Aku Disini.  Hari ini, ada rasa yang begitu hangat mengalir dalam dada. Bahagia—bukan karena segalanya mudah, tetapi karena aku berhasil bertahan. Bisa menulis jurnal kecil ini pun terasa seperti keajaiban sederhana yang tak ternilai. Setiap kata yang tertulis seolah menjadi saksi perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ini bukan hanya catatan biasa, tapi bagian dari hidupku. Bagian dari perjuangan yang sunyi, dan bagian dari harapan yang tak pernah benar-benar padam meski sempat redup. Tak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku melewati masa yang paling kritis. Masa ketika aku berada di titik paling rapuh, saat tubuh lemah dan hati pun ikut meredup. Ada hari ketika rasanya ingin menyerah, melepas semua beban dan diam dalam gelap. Dan aku rasa… itu manusiawi. Tapi ternyat...

PESONA INDAHNYA BUKIT DAOLONG 800 MDPL SENTUL CITY BOGOR JAWA BARAT

Via Gunung Ciung• Bukit DAOLONG adalah sebuah perbukitan yang terletak di kawasan Sentul City. Dengan akses utama yaitu melalui pintu masuk Cibuluh Land Sentul City biasanya orang-orang dalam melakukan pendakian menuju Bukit DAOLONG ini.Selain Cibuluh land sebenarnya masih banyak sekali akses menuju Bukit Daolong ini, seperti melaui Wangun Bukit Panasin, Gunung Pancar, Gunung Ciung, Pondok Pemburu, Pasir Limo Curug Kencana Sentul City dan masih banyak lagi.  Bukit Daolong ini berlokasi di Sentul City Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dan akses yang saya gunakan saat itu melalui Gunung Ciung masuk dan keluar saya malalui gunung ini.Kenapa saya memilih gunung Ciung ini ? Karena Gunung Ciung ini selain dekat dari rumah dan akses menuju Gunung Ciung ini juga sangat mudah. Saya sangat suka sekali sama Gunung Ciung ini, meskipun saat pendakian pertama saat itu di sambut dengan air hujan serta kabut yang tebal dan jalur track yang sangat licin dan ten...