Merasa bingung dengan diri sendiri,sumpah gue sendiri gak tau kenapa dan ada apa gitu dengan diri gue ini???
Melakukan sesuatu yang bisa di bilang bisa merugikan sendiri dan dalam pandangan agama tepatnya Islam itu agama gue,yapppzz jelas banget dosa.Tapi kenapa gitu udah tau dosa dan di larang masih aja gue melakukan itu sumpah sebenernya gue pengen berhenti dan pengen keluar dari zona itu.Gak tau kenapa di mana ada kesempatan di situ pasti gue melakukan dan setelah itu gue merasa menyesal dengan apa yang gue lakukan barusan.
Dan berulang terus menerus dua minggu,tiga minggu dah bahkan seterusnya.Jujur gue buat nulis ini jadi bingung dan gak tau mau mengeluarkan kata-kata apa se akan-akan otak gue itu berhenti sejenak karena memikirkan semua itu.Gue cuma bisa berdoa memohon ampun kepada yang maha Kuasa atas apa yang gue lakukan selama ini begitu banyak dosa yang setiap hari nya gue lakukan bahkan kalau di ingat-ingat setiap detik itu gue melakukan dosa.Rasanya pengen banget sehari itu gue gak melakukan dosa,baik itu perbuatan tingkah laku,lisan,mata,telinga apa pun itu tapi susah karena gue berada di lingkungan yang bisa di bilang selalu ada lontaran kata-kata "kasar".
Ini bergantung pada diri gue sendiri,gue bisa gak buat melakukan semuanya dan menghindari larangan-larangannya.Dan gue berharap sih bisa dan gue harus yakin akan diri gue ini,karena yang menjalankan dan merasakan semuanya itu cuma gue.Semuanya kembali pada diri sendiri yaitu kita manusia dengan segala mimpi dan cita-cita nya.
Itulah tadi cerita gue sedikit ngawur sih dan berantakan pula tapi intinya gue itu pengen berhenti dari sesuatu yang selama ini gue lakukan,itu cuma gue yang tau hehehe!!
Dan semoga bisa ini beneran terjadi judulnya aja A True Story udah pasti beneran...😅😅😅😅.
Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya. Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...
Komentar