Ada yang datang ada yang pergi begitulah kehidupan di dunia ini,seperti hari ini di pagi ini gue mendenger kabar dari Bogor tempat di deket rumah gue,kabar yang bisa di bilang tidak mengenakan untuk di dengar,tapi mau gimana lagi semuanya sudah tejadi.Kabar mengenai Uwa gue yang di Bogor meninggal yang mana Uwa tersebut adalah bapak dr guru ngaji gue waktu kecil,dan emang dia itu udah sakit sih sebelumnya,lumayan lama 2 tahun sudah dia menghadapi penyakitnya.
Gue sendiri gak bagitu tau dia itu sakit apa,dan kenapa gitu, gue cuma taunya dia itu sakit aja.Dan pada akhirnya pada hari ini Minggu 10 September 2017 dia menghembuskan napas terakhirnya,betapa sedihnya gue sekeluarga gak bisa hadir atau istilahnya membantu keluarga tersebut.Gue cuma bisa mengirimkan doa buat beliau,dan semoga keluarga yang di tinggalkam di beri ketabahan dan keihlasan.
Menengok kebelakang semasa hidupnya,gue sih gak terlalu deket sama dia cuma setiap kalie gue ngelewat rumahnya gue selalu tanya,dan dia pun selau tanya,terakhir kalie meliahat dan bahkan berinteraksi sama dia itu adalah waktu dia masih bisa berjalan dan duduk-duduk di deoan rumah.
Cuma semenjak kemarin puasa gue pulang ke rumah,keadaan dia bisa di bilang semakin memburuk,dari biasanya menurut cerita mamah sih dia kan tau.Ya apapun yang terjadi semuanya sudah di catatkan sama Allah SWT,dan kita harus menerimanya dengan ikhlas.Gue percaya itu dan harus percaya atas kuasa Allah SWT. Dua orang sudah di kampung gue pergi meninggalkan dunia ini,sebelumnya itu bapaknya temen gue yaitu Wahyu,bisa di bilang nama bapak nya Almarhum Mang Pepen,karena gue manggil mamang.Dia meninggal tepat sesudah 17 Agustus kemarin satu bulan yang lalu.
Betapa berbedanya entar pas gue pulang ke rumah tepat nya ke kampung gue dalam kurun satu tahun ke depan,dan semuanya mengalami perubahan dunia ini pasti berubah,gue juga gak tau kedepan nya bakalan ada peristiwa apa lagi cuma Allah yang tau dan kita sebagai manusia cuma bisa menerima akan semua yang terjadi dalam kehidupan ini.Karena pada dasarnya kita sebagai manusia tungasnya cuma beribadah,menjalan hidup dengan baik so bisa di bilang seimbang lah ya antara dunia dan akhirat.
Mungkin itu aja so buat Uwa gue selamat jalan semoga engkau bahagia di sana dan masuk surga amin....🙏🙏
Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya. Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...
Komentar