![]() |
View Gunung Salak |
Tepat pada tanggal 2 Januari 2025 perjalanan pertama saya di tahun ini di mulai. Ini menjadi perjalanan pertama saya di tahun ini dan bukan ke bukit gunung atau pantai. Melainkan ke tempat Bapak saya bekerja yaitu di Pondok Pesantren Al Umm Aswaja Kota Bogor Jawa Barat. Karena sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke tempat Bapak, hampir dari setengah tahun lamanya saya tidak pernah kesana di sebabkan oleh kendisi dan lain hal. Saya masih teringat terakhir kali saya ke sana itu ke tempat bapak sekitar bulan Juli 2024 minggu-minggu pertengahan saat itu, saat dimana kondisi saya sedang benar-benar tidak baik-baik saja. Sehingga itulah menjadi hari terakhir saat itu saya main atau berkunjung ke tempat bapak pada tahun 2024.
Akan tetapi berkat tekat yang kuat serta keinginan dan keyakinan bahwa saya pasti bisa dan kembali berjalan seperti biasa. Alhamdulillah saya bersyukur tanggal 2 Januari kemarin saya memberanikan diri untuk melangkah kembali. Lahkah pertama saya yaitu di mulai dari perjalanan menuju ke tempat bapak tadi yaitu di Al Umm. Dari serangkaian penolakan-penolakan yang pernah saya lontarkan. Karena untuk meyakinkan diri sendiri serta melawa diri sendiri itu tidak semudah yang kita bayangkan, ternyata sangat sulit dari hal apapun itu. Ternyata memang benar musuh terbesar dalam hidup adalah bagaimana cara kita bisa meyakinkan diri sendiri intinya mengendalikan diri sendiri ketimbang harus meyakinkan orang lain, bahwa kita itu sebenarnya bisa asal kita ada kemauan serta keinginan pasti bisa.
Perjalanan ini saya mulai bersama mamah saya tercinta, iya kita hanya berdua saja karena anggota keluarga yang lain sedang tidak ada di rumah saat itu. Tidak lupa sambil menunggu mamah ke warung karena ada sesuatu yang mau di beli, saya bisa menikmati view dulu yang sangat indah dari atas JPO atau Jembatan Penyeberangan Orang tepat berada di atas Tol Bocimi menjadi penghubung antara Kabupaten Bogor dengan Kota Bogor. Ini menjadi rute yang biasa kita lewati saat itu sembari menyusuri jalan Tipar lalu naik ke Jembatan dengan di suguhi pemandangan Gunung Salak yang sangat indah saat pagi hari.
Sesampainya di tempat bapak tidak banyak sih yang bisa saya lakukan di sana, ya mungkin hanya menonton TV ya meskipun acara TV sekarang tidak ada yang menarik sih, akan tetapi ini menjadi obat rindu saya setelah sekian lama tidak pernah menonton TV rasanya aneh juga sih. Mungkin karena sudah terlanjur menikmati tayangan-tayangan favorit dalam sebuah genggaman yaitu secara online, sehingga itu yang menjadikan saya terasa aneh dan tidak biasa menonton TV secara konvensional atau digital seperti saat ini.
Selain menonton TV saat itu juga saya menyaksikan hilir mudik para orang tua atau wali santri di sana di sebutnya ya, sedang menjemput para anaknya untuk pulang dan berlibur. Ada yang di jemput sama orang tuanya ada juga yang pulang hanya seorang diri atau bersama teman-temanya. Tetapi kebanyakan dari mereka yang di jemput sama orang tuanya sih.
Waktu pun tak terasa berjalan begitu cepat, hilir mudik wali santri pun semakin berkurang bahkan nyaris tidak ada ya walaupun masih ada 1 hingga 2 kendaraan yang menjemput anaknya. Tetapi tidak seramai di waktu pagi menjelang siang tadi. Dan sinar matahari tepat berada di atas kepala itu menandakan waktu dzuhur pun segera tiba dengan cuaca yang sangat terik saat itu. Seperti nya alam pun turut senang melihat para santri bertemu dengan orang tuanya masing-masing.
Tidak lupa setelah itu saya makan siang bersama bapak serta mamah saya, iya kita hanya bertiga saat itu menjadi momentum paling langka dan untuk pertama kalinya di tahun 2025 ini.Sebagai pembuka dan awal yang baik untuk menjalani serta menghadapi hari-hari yang akan saya lalui di tahun ini. Ingat perjalanan masih panjang saya harus melanjutkan apa yang sudah ada dan sedang berjalan hingga saat ini. Seperti halnya rutinitas yang sering saya lakukan antara rumah dan rumah sakit, hingga saat ini memang masih berlangsung.
Tidak lama setelah makan siang berlalu, saya bergegas kembali untuk pulang bersama mamah saya, mengingat kita harus bisa menyesuaikan ramainya lalu lalang kendaraan di kawasan Puncak ini, terlebih masih dalam situasi liburan Natal dan Tahun Baru atau Nataru. Bukan puncak namanya memang kalau tidak macet dan sitem buka tutup jalan satu arah atau one way. Dan saya sebagai orang Puncak ini menjadi hal yang biasa terjadi di saat libur panjang seperti ini. Meskipun sudah di berlakukan sistem ganjil genap untuk setiap kendaraan yang akan mengarah ke kawasan Puncak dan sekitarnya, tetapi kenyataan di lapangan tetap saja ramai sekali penuh dengan kendaraan wisatawan yang akan menghabiskan waktu libur di kawasan Puncak Bogor. Benar apa kata supir angkot tidak ada kapok-kapoknya mereka ini, apa yang mau mereka cari di sini. Yang jelas menurut saya mungkin apa yang mereka cari adalah sesuatu yang tidak bisa mereka rasakan di perkotaan sana, mungkin suasananya atau pemandangannya dan mungkin yang lainnya. Maka dari itu Puncak masih tetap selalu menjadi daya tarik bagi para wisatawan Jakarta dan sekitarnya.
Setiap orang berhak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mau di manapun itu, tidak harus di Puncak ya masih banyak sebenarnya opsi lainnya untuk di kawasan Bogor ini. Hanya saja Puncak memang selalu menjadi pilihan utama mungkin bagi mereka untuk sekedar menghabiskan waktu seharian atau menginap semalam dengan udara khas perbukitan Puncak yang bisa di bilang masih sejuk lah, ya walaupun gak sesejuk dan sedingin dulu menurut saya ya yang tinggal sedari kecil di sini yaitu di kawasan Puncak.
Selamat tahun baru 2025 semoga apa yang belum tercapai di tahun sebelumnya, bisa tercapai di tahun ini. Tetap semangat dan lanjutkan apa yang seharusnya di lanjutkan. Ingat intinya kamu masih hidup hingga saat ini, kamu masih punya kesempatan untuk tetap melakukan hal-hal baik dalam hidupmu. Lakukan yang terbaik dalam hidupmu, hidup hanya sekali, that's it.Cuma pengen bilang 2024 alhamdulillah 2025 bismillah.
Well saya Bagus Sandali salam.
Komentar