Langsung ke konten utama

Bismillah 2025

View Gunung Salak


34 hari sudah saya melewati hari demi hari di tahun 2025 ini atau tepatnya hari ini Senin 3 Febuari 2025. Tidak ada yang istimewa semuanya berjalan seperti biasa layaknya seperti hari-hari pada tahun sebelumnya. Untuk malam pergantian tahun pun tidak ada perayaan yang khusus atau sekedar bakar-bakar di halaman rumah bareng keluarga atau teman sebaya itu tidak ada. Atau sekedar ngopi atau ngadem ke kawasan kebun teh Puncak Bogor pun tidak ada, selayaknya malam-malam yang sering saya lalui pada umumnya saya tidur seperti biasa setelah makan malam berlalu sekitar pukul 20.30 sampai pukul 21.00 pasti saya sudah tertidur. Hanya saja pada malam itu tepatnya sekitar pukul 23.45 sudah mulai terdengar bunyi petasan kembang api yang akan menandai pergantian hari serta tahun pada malam itu. Terlebih saya tinggal di kawasan yang terhimpit oleh hotel dan vila, bukan Puncak namanya kalau tidak banyak vila. Jadi meskipun tidak merayakan tetapi saya masih bisa merasakan, biarkan orang lain yang merayakan malam pergantian tahun dengan sangat meriah berbagai kembang api yang mekar menghiasi langit Puncak saat itu, disini saya turut ikut menikmati meriahnya malam itu ya walaupun hanya sebentar saja. 

Tepat pada tanggal 2 Januari 2025 perjalanan pertama saya di tahun ini di mulai. Ini menjadi perjalanan pertama saya di tahun ini dan bukan ke bukit gunung atau pantai. Melainkan ke tempat Bapak saya bekerja yaitu di Pondok Pesantren Al Umm Aswaja Kota Bogor Jawa Barat. Karena sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke tempat Bapak, hampir dari setengah tahun lamanya saya tidak pernah kesana di sebabkan oleh kendisi dan lain hal. Saya masih teringat terakhir kali saya ke sana itu ke tempat bapak sekitar bulan Juli 2024 minggu-minggu pertengahan saat itu, saat dimana kondisi saya sedang benar-benar tidak baik-baik saja. Sehingga itulah menjadi hari terakhir saat itu saya main atau berkunjung ke tempat bapak pada tahun 2024.

Akan tetapi berkat tekat yang kuat serta keinginan dan keyakinan bahwa saya pasti bisa dan kembali berjalan seperti biasa. Alhamdulillah saya bersyukur tanggal 2 Januari kemarin saya memberanikan diri untuk melangkah kembali. Lahkah pertama saya yaitu di mulai dari perjalanan menuju ke tempat bapak tadi yaitu di Al Umm. Dari serangkaian penolakan-penolakan yang pernah saya lontarkan. Karena untuk meyakinkan diri sendiri serta melawa diri sendiri itu tidak semudah yang kita bayangkan, ternyata sangat sulit dari hal apapun itu. Ternyata memang benar musuh terbesar dalam hidup adalah bagaimana cara kita bisa meyakinkan diri sendiri intinya mengendalikan diri sendiri ketimbang harus meyakinkan orang lain, bahwa kita itu sebenarnya bisa asal kita ada kemauan serta keinginan pasti bisa.

Perjalanan ini saya mulai bersama mamah saya tercinta, iya kita hanya berdua saja karena anggota keluarga yang lain sedang tidak ada di rumah saat itu. Tidak lupa sambil menunggu mamah ke warung karena ada sesuatu yang mau di beli, saya bisa menikmati view dulu yang sangat indah dari atas JPO atau Jembatan Penyeberangan Orang tepat berada di atas Tol Bocimi menjadi penghubung antara Kabupaten Bogor dengan Kota Bogor. Ini menjadi rute yang biasa kita lewati saat itu sembari menyusuri jalan Tipar lalu naik ke Jembatan dengan di suguhi pemandangan Gunung Salak yang sangat indah saat pagi hari. 

Sesampainya di tempat bapak tidak banyak sih yang bisa saya lakukan di sana, ya mungkin hanya menonton TV ya meskipun acara TV sekarang tidak ada yang menarik sih, akan tetapi ini menjadi obat rindu saya setelah sekian lama tidak pernah menonton TV rasanya aneh juga sih. Mungkin karena sudah terlanjur menikmati tayangan-tayangan favorit dalam sebuah genggaman yaitu secara online, sehingga itu yang menjadikan saya terasa aneh dan tidak biasa menonton TV secara konvensional atau digital seperti saat ini. 
Selain menonton TV saat itu juga saya menyaksikan hilir mudik para orang tua atau wali santri di sana di sebutnya ya, sedang menjemput para anaknya untuk pulang dan berlibur. Ada yang di jemput sama orang tuanya ada juga yang pulang hanya seorang diri atau bersama teman-temanya. Tetapi kebanyakan dari mereka yang di jemput sama orang tuanya sih.

Waktu pun tak terasa berjalan begitu cepat, hilir mudik wali santri pun semakin berkurang bahkan nyaris tidak ada ya walaupun masih ada 1 hingga 2 kendaraan yang menjemput anaknya. Tetapi tidak seramai di waktu pagi menjelang siang tadi. Dan sinar matahari tepat berada di atas kepala itu menandakan waktu dzuhur pun segera tiba dengan cuaca yang sangat terik saat itu. Seperti nya alam pun turut senang melihat para santri bertemu dengan orang tuanya masing-masing. 
Tidak lupa setelah itu saya makan siang bersama bapak serta mamah saya, iya kita hanya bertiga saat itu menjadi momentum paling langka dan untuk pertama kalinya di tahun 2025 ini.Sebagai pembuka dan awal yang baik untuk menjalani serta menghadapi hari-hari yang akan saya lalui di tahun ini. Ingat perjalanan masih panjang saya harus melanjutkan apa yang sudah ada dan sedang berjalan hingga saat ini. Seperti halnya rutinitas yang sering saya lakukan antara rumah dan rumah sakit, hingga saat ini memang masih berlangsung. 

Tidak lama setelah makan siang berlalu, saya bergegas kembali untuk pulang bersama mamah saya, mengingat kita harus bisa menyesuaikan ramainya lalu lalang kendaraan di kawasan Puncak ini, terlebih masih dalam situasi liburan Natal dan Tahun Baru atau Nataru. Bukan puncak namanya memang kalau tidak macet dan sitem buka tutup jalan satu arah atau one way. Dan saya sebagai orang Puncak ini menjadi hal yang biasa terjadi di saat libur panjang seperti ini. Meskipun sudah di berlakukan sistem ganjil genap untuk setiap kendaraan yang akan mengarah ke kawasan Puncak dan sekitarnya, tetapi kenyataan di lapangan tetap saja ramai sekali penuh dengan kendaraan wisatawan yang akan menghabiskan waktu libur di kawasan Puncak Bogor. Benar apa kata supir angkot tidak ada kapok-kapoknya mereka ini, apa yang mau mereka cari di sini. Yang jelas menurut saya mungkin apa yang mereka cari adalah sesuatu yang tidak bisa mereka rasakan di perkotaan sana, mungkin suasananya atau pemandangannya dan mungkin yang lainnya. Maka dari itu Puncak masih tetap selalu menjadi daya tarik bagi para wisatawan Jakarta dan sekitarnya. 

Setiap orang berhak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mau di manapun itu, tidak harus di Puncak ya masih banyak sebenarnya opsi lainnya untuk di kawasan Bogor ini. Hanya saja Puncak memang selalu menjadi pilihan utama mungkin bagi mereka untuk sekedar menghabiskan waktu seharian atau menginap semalam dengan udara khas perbukitan Puncak yang bisa di bilang masih sejuk lah, ya walaupun gak sesejuk dan sedingin dulu menurut saya ya yang tinggal sedari kecil di sini yaitu di kawasan Puncak. 
Selamat tahun baru 2025 semoga apa yang belum tercapai di tahun sebelumnya, bisa tercapai di tahun ini. Tetap semangat dan lanjutkan apa yang seharusnya di lanjutkan. Ingat intinya kamu masih hidup hingga saat ini, kamu masih punya kesempatan untuk tetap melakukan hal-hal baik dalam hidupmu. Lakukan yang terbaik dalam hidupmu, hidup hanya sekali, that's it.Cuma pengen bilang 2024 alhamdulillah 2025 bismillah. 
Well saya Bagus Sandali salam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 80

Perjalanan Menuju Merdeka Seutuhnya.  Merdeka bukan hanya milik bangsa, tapi juga milik jiwa. Bukan sekadar bebas dari penjajahan, tapi bebas dari belenggu batin. Menjadi manusia yang hadir dengan makna, berguna untuk sesama, dan terus bertumbuh menjadi lebih baik, hari ini, esok, dan seterusnya. Hari ini, bangsa kita kembali merayakan hari yang sakral—hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan lomba digelar di berbagai penjuru negeri. Semuanya penuh semangat, penuh suka cita. Namun, di tengah suasana riuh itu, aku memilih diam sejenak. Bertanya pada diriku sendiri: “Sudahkah aku benar-benar merdeka?” Merdeka, bagiku, bukan sekadar lepas dari penjajahan bangsa lain. Merdeka adalah ketika aku benar-benar bebas secara lahir dan batin. Bebas dari rasa takut, dari belenggu pikiran yang mengikat, dari perasaan menjadi beban bagi orang lain. Merdeka adalah ketika aku bisa menjadi manusia yang selayaknya manusia: hadir dengan makna, be...

HIDUP HANYA SEKALI BAGIAN 15

Berikut ini kelanjutan Bagian 15 dari jurnal Hidup Hanya Sekali. Aku masih tetap menjaga nuansa lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur yang terasa begitu kuat dari jurnal ini: --- Bagian 15 : Masih Ada Aku Disini.  Hari ini, ada rasa yang begitu hangat mengalir dalam dada. Bahagia—bukan karena segalanya mudah, tetapi karena aku berhasil bertahan. Bisa menulis jurnal kecil ini pun terasa seperti keajaiban sederhana yang tak ternilai. Setiap kata yang tertulis seolah menjadi saksi perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ini bukan hanya catatan biasa, tapi bagian dari hidupku. Bagian dari perjuangan yang sunyi, dan bagian dari harapan yang tak pernah benar-benar padam meski sempat redup. Tak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku melewati masa yang paling kritis. Masa ketika aku berada di titik paling rapuh, saat tubuh lemah dan hati pun ikut meredup. Ada hari ketika rasanya ingin menyerah, melepas semua beban dan diam dalam gelap. Dan aku rasa… itu manusiawi. Tapi ternyat...

SELAMAT ULANG TAHUN

Agustus Di Dada.   Selamat ulang tahun, meskipun agak terlambat… 🌾 1 Agustus — hari yang mungkin tampak biasa bagi dunia, tapi diam-diam begitu berarti buat perjalanan saya sendiri. Tidak apa-apa kalau tidak ada kue, pesta, atau kejutan. Kadang ulang tahun yang paling berkesan justru datang dalam bentuk sederhana: rasa syukur yang tulus… dan kesadaran bahwa kamu masih ada, masih bertahan, dan masih melangkah. Itu lebih dari cukup. --- Untuk diriku, yang Lahir di Hari Pertama Agustus.  Tidak ada kue hari ini, tidak ada lilin yang ditiup dengan harapan rahasia. Tapi ada satu hal yang tetap menyala: kamu. Kamu yang telah berjalan sejauh ini, melewati badai yang tak semua orang tahu, menyimpan luka yang tidak pernah diumbar, dan tetap memilih untuk bersyukur — meski kadang dunia tidak memberikan alasan yang mudah untuk itu. Tahun ini, tidak ada pesta. Tapi ada dirimu yang tumbuh perlahan, belajar menerima hidup tanpa tergesa, dan memeluk diri sendiri dengan lebih lembut dari sebe...

REBO KASAN TRADISI DOA DAN IKATAN BATIN DI BULAN SAFAR

Setiap tradisi punya cerita dan maknanya sendiri. Ada yang sekadar jadi warisan, ada pula yang tumbuh menjadi ikatan batin. Bagi saya, Rebo Kasan di bulan Safar bukan hanya doa bersama, tetapi juga pengingat akan perjalanan hidup dan arti syukur. Rebo Kasan: Ikatan Batin dengan Tradisi.  Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Rebo Kasan, atau yang di daerah Jawa biasa disebut Rebo Wekasan, sementara di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Robo-Robo. Tradisi ini berlangsung di bulan Safar dalam kalender Hijriah, bulan yang sering diyakini sebagai waktu diturunkannya berbagai marabahaya, bencana, dan penyakit. Tradisi ini biasanya dibuka dengan doa bersama, baik di masjid, rumah tokoh masyarakat, atau rumah kepala suku. Setelah doa, masyarakat melanjutkan dengan makan bersama, menyajikan hidangan khas seperti ketupat, lontong, sayur, ikan, dan berbagai sajian lainnya. Tak jarang tradisi ini dikenal juga sebagai sedekah ketupat , ...

PESONA INDAHNYA BUKIT DAOLONG 800 MDPL SENTUL CITY BOGOR JAWA BARAT

Via Gunung Ciung• Bukit DAOLONG adalah sebuah perbukitan yang terletak di kawasan Sentul City. Dengan akses utama yaitu melalui pintu masuk Cibuluh Land Sentul City biasanya orang-orang dalam melakukan pendakian menuju Bukit DAOLONG ini.Selain Cibuluh land sebenarnya masih banyak sekali akses menuju Bukit Daolong ini, seperti melaui Wangun Bukit Panasin, Gunung Pancar, Gunung Ciung, Pondok Pemburu, Pasir Limo Curug Kencana Sentul City dan masih banyak lagi.  Bukit Daolong ini berlokasi di Sentul City Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dan akses yang saya gunakan saat itu melalui Gunung Ciung masuk dan keluar saya malalui gunung ini.Kenapa saya memilih gunung Ciung ini ? Karena Gunung Ciung ini selain dekat dari rumah dan akses menuju Gunung Ciung ini juga sangat mudah. Saya sangat suka sekali sama Gunung Ciung ini, meskipun saat pendakian pertama saat itu di sambut dengan air hujan serta kabut yang tebal dan jalur track yang sangat licin dan ten...